Lihat ke Halaman Asli

Raudhatul Ilmi

Content Writer & Script Writer

Antara Puasa, Taqwa dan Bahagia

Diperbarui: 24 Maret 2023   13:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi puasa/harakahdaily

Secara bahasa puasa itu berasal dari kata imsak yakni menahan diri. Maka tak heran disetiap ramadhan ada yang namanya jadwal puasa yang diberi nama imsakiyah.

Walaupun zaman semakin canggih, namun lembaran lembaran imsakiyah tetap dibagikan disetiap tahun menjelang ramadhan.

Dikarenakan secara bahasa artinya menahan maka menahan apapun termasuk dianggap puasa dalam hal ini. Termasuknya saat memilih untuk tidak berbicara.

Bukankah Ibunya nabi Isa, yakni Maryam pernah tidak berbicara dalam jangka waktu tertentu yang mana dalam ayat Alquran juga disebut dengan shaum/puasa. Itu jika kita artikan secara bahasa.

Namun jika kita artikan secara makna syariat maka ibadah puasa adalah aktivitas menahan diri hal hal yang mebatalkan puasa mulai dari terbit fajar sampai dengan terbenamnya matahari yang dilakukan di bulan Ramadhan orang yang memenuhi syarat yakni seorang muslim, mukallaf, serta sedang tidak haid dan nifas bagi wanita.

Maka jika syarat syarat sudah terpenuhi dipastikan ibadah puasa itu wajib baginya. Berbeda halnya anak kecil/belum baligh puasa belum wajib baginya.

Lalu kenapa banyak anak kecil yang disuruh puasa oleh orang tuanya?

Itu hanya sebatas pembiasaan diri agar setelah sampai Umur ia tidak kaget dengan amalan yang satu ini.

Tujuan utama dari amalan puasa adalah menjadikan kita hamba bertaqwa sebagaimana yang telah difirmankan oleh-Nya:

"Wahai orang-orang beriman diwajibkan atas kalian ibadah puasa sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian agar kalian bertaqwa"
Q.S Al baqarah:183

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline