Ada sebuah pepatah yang sering kita dengar yakni "Malu bertanya sesat dijalan". Dalam artian jika kita tidak memahami sesuatu ada baikknya bagi kita untuk menanyakan agar tidak salah jalan.
Namun dalam hal tertentu kita justru dilarang banyak bertanya apalagi jika perkara tersebut sudah sangat jelas bagi kita.
Kenapa Nabi melarang kita banyak bertanya? Karena Nabi cinta kepada kita. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam tidak ingin memberatkan umatnya. Bahkan sebagian yang Beliau sukai, Beliau tidak kerjakan karena takut nanti membebani umatnya, merepotkan umatnya.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam sering kali mengatakan Andai kata aku tidak takut memberatkan umatku, aku akan suruh umatku melakukan ini, aku akan kerjakan ini.
Rasul juga pernah mengatakan bahwa yang menyebabkan orang-orang sebelum kalian itu binasa adalah banyak pertanyaan mereka, menanyakan hal-hal yang tidak perlu ditanyakan.
Kita tentunya masih mengingat kisah Al-Baqarah yang cukup terkenal di dalam Alquran. Surah Albaqarah sendiri adalah surat terpanjang didalam Alquran yang mengandung 286 ayat. dinamakan surah Al-Baqarah karena di situ ada kisah sapi betina.
Sebenarnya apa masalahnya?
Di masa Nabi Musa 'Alaihissalam, ada orang yang tewas dibunuh namun tidak diketahui siapa pembunuhnya. Akhirnya terjadilah kekacauan di antara dua kabilah. Karena orang itu terbunuh, namun pembunuhnya meletakkan jasadnya di tempat kabilah lain.
Kalau sekarang umpamanya orang itu dibunuh di Malang, tapi jasadnya diletakkan di kota lain. Maka ributlah dua kabilah ini. Akhirnya mereka meminta kepada Nabi Musa untuk menyelesaikan masalah ini. Allah mewahyukan kepada Nabi Musa agar memerintahkan mereka menyembelih baqarah (sapi betina).