Lihat ke Halaman Asli

Raudhatul Ilmi

Content Writer & Script Writer

Pembenahan Sepak Bola Indonesia Harus Berkiblat pada Sepak Bola Jepang

Diperbarui: 23 Januari 2023   12:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Erick Thohir/cnnindonesia

Erick Thohir digadang gadang akan menjadi sosok yang tepat untuk memangku jabatan sebagai Ketum PSSI.

Hal ini berkaca dengan sepak terjangnya di kancah sepak bola. Bahkan pria berusia 52 tahun tersebut sudah berpengalaman di level Eropa setelah sempat menjadi pemilik dari salah satu klub tersukses di liga Italia yakni Inter Milan.

Tak hanya itu, Erick Thohir juga seorang yang Visoner dan punya perencanaan yang matang untuk kemajuan sepak bola tanah air.

Erick Thohir mengatakan bahwa pembenahan sepak bola Indonesia harus berkiblat ke Jepang. Karna Jepang adalah salah satu negara terbaik dalam sepak bola Asia.

Tidak hanya sisi sepak bola tapi juga budaya yang melekat dari para supporter sepak bola dan sportifitas didalamnya.

Seperti yang pernah terjadi dalam edisi piala dunia 2022 di Qatar beberapa waktu lalu, teladan yang sangat baik ditunjukkan oleh para supporter timnas Jepang.

Suporter dari tim samurai biru tidak hanya datang untuk menonton sepak bola tapi juga menjaga kebersihan stadion tempat berlangsungnya laga.

Suporter timnas Jepang memungut sampah di piala dunia Qatar/Kompas.com

Bahkan mereka ikut memungut sampah yang ada distadion. Menariknya hal ini tidak hanya dilakukan saat Jepang mendapatkan kemenangan tapi juga saat Jepang di pastikan tersingkir setela kalah dari Kroasia di babak 16 besar melalui drama adu pinalti.

Sportifitas dan contoh teladan yang ada pada supporter timnas jepang layak untuk di apresiasi dan harus ditiru oleh suporter Indonesia yang sering membuat kerusuhan.

Kerusuhan yang terjadi di kanjuruhan/liputan6.com

Kita tentunya tidak akan lupa dengan Tragedi kanjuruhan yang menelan ratusan nyawa manusia karna fanatisme yang ada pada diri suporter bahkan apa yang terjadi kala itu seolah mengatakan bahwa fanatisme buta terhadap sepak bola jauh lebih berharga dari Pada nyawa manusia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline