Chelsea mendapakan 2 kekalahan beruntun diajang premier league musim 2022/2023. Setelah sebelumnya dibantai oleh Brighton & Hove Albion dengan skor 4-1 di laga tandang, kini mereka menyerah 0-1 dari Arsenal di Stamford Bridge.
Peforma buruk kembali diperlihatkan oleh Chelsea. Jika kita putar kebelakang alasan yang mendasari pemecatan dari thomas Tuchel adalah inkonsistensi yang ditunjukan oleh Chelsea.
Sehingga pengangkatan Graham Potter sebagai manajer the blues dianggap menjadi sebuah solusi dan jawaban dari peforma buruk yang ditunjukkan oleh the blues selama ini.
Awal mula kedatangan Graham Potter dirasa cukup tepat mengingat wajah yang tidak asing di Inggris ini mampu memperbaki peforma dari Chelsea. Bahkan Chelsea tidak terkalahkan dalam 9 pertandingan awal dibawah kepelatihan Eks pelatih Brighton & Hove Albion ini. Manajemen Chelsea tentunya memiliki harapan besar potter bisa membawa Chelsea kembali berjaya.
Istilahnya itu Brighton yang hanya tim biasa bisa diangkat peformanya oleh potter, apalagi Chelsea lebih memiliki nama besar sebagai tim yang tidak hanya bisa merengkuh trophy premier league bahkan the blues sudah 2 kali menjuarai ajang paling bergengsi antar club di eropa.
Namun nyatanya hal itu tidak sesuai dengan ekspektasi. Diluar dugaan Chelsea malah kalah dari Brighton. Yang tak lain adalah mantan klub asuhan dari Graham Potter sendiri.
Mungkin sebagian akan beralasan bahwa akan selalu berat untuk menghadapi mantan club yang pernah kita tangani. Berat sih berat apalagi ketika pertama kali kembali ke stadion yang menjadi markas sebelumnya akan menghadirkan sisi emosional yang tidak bisa terhindarkan
Namun yang mejadi permasalahannya Chelsea itu tidak kalah tipis semisal 1-0, 2-1 ataupun maksimal 2-0. Tak tanggung-tanggung Chelsea malah dibenamkan oleh tuan rumah dengan skor telak 4-1. Yang sekaligus menjadi kekalahan terbesar Chelsea musim ini.
Maka tak heran jika kita mempertanyakan. Sebenarnya yang hebat sebelumnya itu Potter atau Brighton?