Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia
Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
Begitulah isi sumpah pemuda yang disusun di Jakarta 94 tahun silam oleh Moh. yamin dkk. Tepatnya pada tanggal 28 Oktober 1928.
Namun pertanyaannya apakah saat ini para pemuda sudah menjadi versi terbaiknya dan bisa menginspirasi manusia di bumi?
Atau malah sebaliknya. Para pemuda dan pemudi yang tak lain adalah masa depan dan asset bangsa tapi malah disibukkan dengan sosial media.
Mereka pada Sibuk scrolling instagram dan tiktok bahkan ikut ngonten yang tidak berfaedah dan tanpa terasa banyak waktunya malah terbuang sia-sia.
Ilustrasi Tiktok dan instagram/Kompas Tekno
Apakah ga boleh bermain sosial media?
Jawabannya tentu saja boleh, karna memang kita hidup dimasa digitalisasi sehingga membuat segalanya sudah berada di ujung jari.
Kemajuan teknologi laksana pisau bermata dua, akan fatal akibatnya jika kita salah menggunakannya.
Spirit sumpah pemuda seharusnya membuat para pemuda menjadi manusia yang kaya karya. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi harusnya bisa membuat para pemuda pemudi semakin bisa unjuk gigi.