Lihat ke Halaman Asli

PERTUMBUHAN SAHAM DI NUSA TENGGARA BARAT : MELAJU PESAT DI TENGAH PEMULIHAN EKONOMI

Diperbarui: 22 Mei 2024   08:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ANTARA Foto.com

Nusa Tenggara Barat (NTB) menunjukkan geliat yang menggembirakan di pasar modal. Jumlah investor saham di NTB melonjak 30,39% di tahun 2023, melampaui pertumbuhan nasional yang hanya 18,53%

https://www.rri.co.id/keuangan/522317/masyarakat-ntb-mulai-giat-berinvestasi-di-pasar-modal. Hal ini menunjukkan meningkatnya minat masyarakat NTB terhadap investasi saham.

Peningkatan ini diiringi dengan kenaikan nilai aset sebesar 31%, mencapai Rp2,6 triliun per Desember 2023. Rinciannya, nilai aset saham mencapai Rp1,8 triliun dan aset selain saham sebesar Rp802 miliar

 https://www.rri.co.id/keuangan/518805/investasi-pasar-modal-ntb-tahun-2023-naik-31-persen.

Pertumbuhan ini tak lepas dari kinerja positif ekonomi NTB. Pada triwulan I 2024, ekonomi NTB  tumbuh 4,75% dibandingkan periode yang sama tahun 2023. Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian mengalami pertumbuhan tertinggi, yaitu 12,48%. Sementara itu, dari sisi pengeluaran, Komponen Pengeluaran Konsumsi LNPRT mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 18,79% https://ntb.bps.go.id/pressrelease/2024/05/06/1016/ntb--triwulan-i-2024--pertumbuhan-ekonomi.html.

Beberapa faktor mendorong pertumbuhan saham di NTB, di antaranya:

  • Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang investasi melalui edukasi dan sosialisasi yang gencar dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan pelaku pasar modal lainnya.
  • Membaiknya kondisi ekonomi NTB, ditopang oleh berbagai proyek pembangunan strategis, seperti Mandalika Grand Prix MotoGP dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Lombok.
  • Kemudahan akses terhadap pasar modal dengan kehadiran perusahaan sekuritas dan galeri investasi di berbagai daerah di NTB.

Meskipun mengalami pertumbuhan yang pesat, masih terdapat beberapa tantangan yang perlu dihadapi, seperti:

  • Kurangnya pengetahuan dan literasi keuangan di kalangan masyarakat.
  • Kesulitan akses internet di beberapa daerah, sehingga menghambat investor untuk bertransaksi saham secara online.
  • Kekurangan produk investasi yang sesuai dengan profil risiko investor lokal.

Pemerintah dan pelaku pasar modal perlu terus berupaya meningkatkan edukasi dan literasi keuangan, memperluas akses internet, dan mengembangkan produk investasi yang sesuai dengan kebutuhan investor lokal untuk mempertahankan pertumbuhan pasar modal di NTB.

Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan NTB dapat menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia, dengan pasar modal yang dinamis dan inklusif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline