Lihat ke Halaman Asli

La Ode Muh Rauda AU Manarfa

Dosen Sosiologi Universitas Dayanu Ikhsanuddin

Perempuan yang Doanya Mustajab

Diperbarui: 17 Agustus 2024   13:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Thomas Alva Edison merupakan seorang penemu asal Amerika Serikat. Tercatat ia telah membuat penemuan dengan hak paten sebanyak 1.093. Penemu yang telah membuat sumbangsih besar bagi kehidupan manusia ini tidak lahir dengan otak yang cemerlang, masa kecilnya sangat redup hingga sampai-sampai ia dikeluarkan dari sekolahnya.

Ia dikeluarkan dari sekolah karena seringnya ia mendapat nilai yang rendah dan pada masa itu ia dikategorikan sebagai murid yang bodoh, namun demikian pada kenyataannya ia mengidap gejala disleksia, yakni sebuah kondisi yang membuat penderitanya sulit untuk menyesuaikan pikiran dan tindakan dengan lingkungan tempatnya berada. Pengajar di sekolahnya tidak mampu beradaptasi dengannya, begitu pula sebaliknya dengan Edison.

Pantang menyerah dengan penolakan lingkungan pendidikan terhadap anaknya, ibu yang dari Edison yang bernama Nancy Matthews Elliott bertekad mengajarkan ilmu pengetahuan kepada anaknya, Edison kecil semangat mengikuti pelajaran yang diberikan oleh ibunya bahkan saking seriusnya hingga membaca karya-karya ilmiah yang dihasilkan oleh orang-orang dengan level pengetahuan d atasnya, serta menunjukan minat kepada eksperimen terhadap apa yang telah dibacanya. Kelak Edison membuat banyak penemuan fenomenal yang salah satu di antaranya berupa bola lampu pijar, yang menerangi rumah-rumah penduduk di seluruh dunia.

Selain Edison di Amerika, kisah serupa juga terdapat di Indonesia seperti Baharuddin Jusuf Habibie. Habibie merupakan pemuda asal Sulawesi, ayahnya asal Gorontalo tetapi sehari-hari berusaha di Kota Pare-Pare. Keluarga Habibie muda pada akhirnya pindah ke Bandung, dan oleh usaha ibunya yang bernama R.A. Tuti Marini Puspowardoyo akhirnya Habibie disekolahkan di Kota Aachen Jerman selama 10 tahun. Sebagai pemuda yang cerdas Habibie muda tidak mendapat kesempatan beasiswa saat itu yang masih diperuntukan bagi veteran perang kemerdekaan Indonesia, tetapi dukungan luar biasa itu diberasal dari ibu kandungnya sendiri.

Tidak terhitung doa, dukungan semangat melalui surat, serta kiriman uang untuk Habibie yang dijadikannya sebagai kekuatan dalam menyelesaikan studi di Jerman. Hasil tidak mengkhianati proses, akhirnya Habibie menghasilkan karya-karya dalam bidang teknik yang sangat dibutuhkan guna menyelesaikan persoalan di bidang perkeretaapian dan kedirgantaraan, bahkan ia menemukan solusi mengatasi keretakan pada material yang biasa menjadi momok bagi pesawat terbang pada masa itu hingga ia dijuluki sebagai Mr. Crack. Kecerdasarnnya memukau pemimpin di Indonesia hingga ia dipercayakan untuk mengelola lembaga presitius yang fokus kepada pengembangan ilmu pengetahuan bidang kedirgantaraan lalu membawanya menjadi Wakil Presiden.

Suratan takdir masih meminta lebih kepadanya, ia diamanahkan menjadi Presiden RI ke-3 sekaligus menurunkan nilai tukar Dolar AS dengan sangat tajam dalam sejarah Indonesia. Badai krisis moneter 98 berhasil ia atasi, lalu kemudian ia memilih mundur dan menjadi Bapak yang mengayomi seluruh Bangsa Indonesia serta menjadi oase yang memuaskan dahaga keteladanan.

Dari Indonesia kita beralih ke Gaza (Palestina), pada masa lalu tersebutlah seorang perempuan yang bernama Fatimah binti Ubaidillah Azdiyah. Ia merupakan ibu dari Imam Syafii, seorang imam besar yang kitab-kitabnya menjadi rujukan bagi umat Islam di seluruh dunia khususnya di Indonesia dalam menjalankan syariat agama Islam. Ibu Imam Syafii sejak kecil telah menjaga makanan yang masuk ke dalam perut Syafii, mengupayakan pendidikannya kepada guru yang terbaik, memberikan dukungan agar anaknya merantau menimba ilmu pengetahuan di kota-kota besar di Arab, dan mengajarkan kesederhanaan dalam aktifitas menuntut ilmu. Tangan dingin beliau saat ini Insya Allah telah membuatnya memanen amal jariyah, jutaan bahkan mungkin milyaran manusia beribadah kepada Allah sejak lebih dari 1000 tahun lalu anaknya ia hidup dan menyebarkan ilmu pengetahuan, bayangkan pahala sebanyak apa yang ia dapatkan hanya dengan mendidik anak dengan sebaik-baiknya.

Dan dari Gaza (Palestina) saya kembali ke Indonesia tepatnya di Kota Baubau, pada tahun 1994 (30 tahun lalu) seorang perempuan yang bernama Wa Ode Afiah Para’a binti La Ode Para’a dengan 4 orang anaknya dan kondisi kehidupan keluarga yang “spesial” dibandingkan dengan keluarga-keluarga pada umumnya, memaksa untuk berpindah-pindah tempat tinggal. Dengan kondisi demikian praktis pendidikan anak-anaknya menjadi terganggu, tidak tunduk pada keadaan lalu beliau mendatangi sekolah di mana ia tinggal sementara waktu, meminta kepada sekolah agar mau menerima anaknya sebagi murid titipan demi memenuhi hak anak-anak dalam mendapatkan pelajaran ilmu pengetahuan. Berbilang sudah 6 sekolah di 3 Kota berbeda telah dilalui anak-anaknya. Dengan bangga saya ingin katakan bahwa perempuan yang doanya mustajab itu adalah ibuku, ibu dari adik-adiku. Perempuan itu juga adalah ibunya Thomas Alva Edison, ibunya Baharuddin Jusuf Habibie, ibunya Imam Syafii, serta ibu-ibunya kita semua, baik yang masih hidup ataupun yang sudah berpulang, doa dan usaha mereka terhadap pendidikan kita sejak dulu sampai hari ini telah mengantarkan kita hingga menjadi sukses seperti sekarang ini, tentunya atas izin Allah SWT.

Perempuan itu bangun di malam hari, mengambil wudhu, shalat Tahajud lalu berdoa kepada Allah memohon agar kehidupan suaminya dan anak-anaknya mendapatkan kesuksesan di dunia dan akhirat. Doa ibu nan tulus yang disertai derai air mata itu telah menembus langit ke tujuh hingga ke Arasy Allah. Bagi mereka yang ibunya masih hidup, jangan sia-siakan ibu kalian, bersyukurlah masih ada wali Allah yang kalian panggil dengan sebutan ibu, mama, atau wa ina, dan berbaktilah selagi mereka masih ada.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline