Lihat ke Halaman Asli

La Ode Muh Rauda AU Manarfa

Dosen Sosiologi Universitas Dayanu Ikhsanuddin

Gian, Zian, dan Zaian Keponakanku dari Papua di Tengah Hiruk Pikuk Pemilu 2024

Diperbarui: 22 Januari 2024   18:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Beberapa waktu lalu saya kedatangan 3 orang keponakan dari Papua, namanya Gian, Zian, dan Zaian. Mereka datang di Kota Baubau Provinisi Sulawesi Tenggara. Mereka di Papua hanya mengikuti orang tuanya yang mencari nafkah, sesungguhnya mereka berasal dari Kota Baubau. Mereka bertiga adalah sedikit di antara anak-anak dari pulau Buton yang mengikuti orang tuanya mencari nafkah di Papua, sebagai pedagang di sana, sebagai pekerja, dan berbagai pekerjaan sektor jasa yang beragam.

Gian, Zian, dan Zaian merupakan anak yang terbiasa hidup di pedalaman hutan Papua, ada rasa senang terlihat di matanya ketika mereka tiba di Kota Baubau di mana terdapat banyak cahaya menerangi seisi kota, hal yang kontras dan menjadi sebuah pemandangan mewah bila hal itu ada di tanah Papua daerah pedalaman.

Orang tua mereka selain menjadi pedagang yang mencari nafkah di pedalaman Papua, sesungguhnya menjadi perajut rasa persatuan dan perekat persaudaraan di Tanah Papua. Hanya dengan berperilaku yang sewajarnya, meladeni Orang Asli Papua selayaknya saudara sendiri, mengajarkan cara mandi membersihkan badan menggunakan sabun dan membilas badan di sungai, menggunakan baju penutup badan pelindung dari suhu dingin yang menusuk daging di atas puncak Papua dengan suhu mendekati minus derajat celcius.

Gian, Zian, dan Zaian sangat senang dapat ikut serta orang tuanya pulang ke kampung halaman di masa libur semester sekolah, menghadapi momen politik 14 Februari 2024 yang akan lebih banyak diperankan oleh orang tuanya dalam kegiatan dukung mendukung calon anggota legislatif hingga calon presiden pilihan rakyat.

Yah, Gian, Zian, dan Zaian tetap asyik dalam dunia permainannya sekalipun di sekitar rumahnya banyak orang hilir mudik keluar masuk kampung dengan seragam, jargon, stiker, bahkan mungkin amplop untuk mempengaruhi orang banyak memilih orang tertentu menjadi pejabat di legislatif daerah, mereka juga tidak memperdulikan bagaimana salah satu Cawapres memperlihatkan gimiknya terhadap Cawapres yang lain yang lebih tua sebagai pementasan di panggung debat ala KPU.

Negeri ini akan menghadapi Pemilu 14 Februari 2024, hari di mana kasih sayang dikumandangkan oleh banyak kalangan dengan caranya masing-masing, selayaknya pada hari tersebut pemilihan dilaksanakan dengan kasih dan penuh rasa sayang, siapapun yang terpilih hendaklah benar-benar dapat memimpin bangsa ini, yang penduduknya hampir berjumlah 300 Juta Jiwa, agar Gian, Zian, dan Zaian mendapat kepastian bermain dengan rasa aman, nyaman, di dunia masa kecilnya, dan untuk Gian, Zian, dan Zaian lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline