Lihat ke Halaman Asli

La Ode Muh Rauda AU Manarfa

Dosen Sosiologi Universitas Dayanu Ikhsanuddin

Resensi Buku: Sistem Sosial Indonesia

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul:Sistem Sosial Indonesia

Penulis:Paulus Wirotomo, Sulastri, Daisy Indira Yasmine,

Lucia Ratih Kusumadewi, Fancisia E.S.E. Seda, Enny Febriana,

Sari Monik Agustin, R.R. Satitit Shakuntala, Rosa Diniari,

Linda Darmajanti Dan Sarlita, & Andi Rahman Alamsyah.

Editor: Paulus Wirotomo

Penerbit:UI Press

Tempat Terbit:Jakarta, Indonesia

Tahun Terbit:2012

Cetakan:Kedua

Ukuran:155 x 230 mm

Jumlah Halaman:xii, 337 hlm

ISBN:978-979-456-469-1

Harga:-

Waktu Resensi: 12 April 2015

Jam:Pukul 14.41 WIB

Resensi Oleh:La Ode Muhammad Rauda Agus Udaya Manarfa, S.Sos, M.Si

rauda.ode@gmail.com & laoderauda@yahoo.com

Mahasiswa Doktoral Program Studi Sosiologi Pedesaan

Sekolah Pascasarjana - Institut Pertanian Bogor

Paulus Wirotomo seorang Guru Besar Tetap pada Departemen Sosiologi FISIP Universitas Indonesia mengorganisasi lahirnya buku bertajuk Sistem Sosial Indonesia. Buku tersebut sedianya dimaksudkan sebagai bahan dalam mata kuliah sistem sosial Indonesia yang diajarkan pada jenjang studi strata satu pada program studi sosiologi di Universitas Indonesia. Buku tersebut ditulis oleh 11 orang, yang mana satu bagian tulisan dibawakan oleh satu orang atau lebih. Buku ini dimaksudkan untuk melihat masyarakat Indonesia sebagai social nation dengan menggunakan perspektif sosiologis yang nantinya akan menggambarkan sosok struktur sebagai masyarakat yang majemuk, menggambarkan proses sosial dengan menitik beratkan perhatian pada integrasi sosial budaya maupun integrasi nasional sebagai satuan politik atau negara, menggambarkan perkembangan integrasi sosial dan nasional dalam dimensi perubahan sosial, juga menganalisis kondisi integral sosial dengan mengaitkannya pada berbagai fenomena sosiologis. Pertanyaan besar yang hendak dijawab melalui beberapa bab yang ada adalah bagaimana keseluruhan interaksi individu dan kelompok diorganisasikan sehingga membentuk suatu struktur sosial yang teratur dan terintegrasi dalam waktu yang relatif lama? Atau dengan bentuk pertanyaan lain berupa, mengapa suatu ketika integrasi masyarakat Indonesia mengalami gangguan, baik berupa konflik-konflik kecil hingga konflik yang sanggup memecah belah masyarakat?. Pembahasan dalam buku ini menggunakan perspektif makro struktural yang menitik beratkan pembahasan pada hubungan fungsionalisme dan konflik.

Pada bab pertama menjelaskan tentang ontologi integrasi sosial masyarakat Indonesia dengan penyajian teori dan konsep. Pembaca diajak berkelana pada beberapa teori tentang masyarakat dan konsep integrasi. Pada bab kedua menjelaskan komplesitas masyarakat Indonesia, yang mana dengan usia bangsa Indonesia yang telah menyentuh angka 60 tahun menandakan betapa tua dan terkulminasinya kehidupan sosial yang ada. Pembahasan pada bab kedua ini menggunakan aspek kependudukan, etnis dan identitas, stratifikasi sosial, gambaran kondisi sosial ekonomi, konflik dan kekerasan yang pernah ada, sekelumit ringkas sejarah bersatunya bangsa Indonesia, dan dinamika kebangsaan Indonesia. Pada bab ketiga menjelaskan hubungan sosial antar kelompok etnik, yang menitik beratkan fokus perhatiannya pada etnik di Nusantara. Indonesia memiliki keragaman etnis yang luar biasa, dalam Suryadinata et.al (2000) dituliskan terdapat lebih dari 150 etnis, dan masih memiliki kemungkinan akan adanya etnis-etnis lainnya yang belum sempat terdata.

Dalam mengkaji etnis terdapat beberapa pandangan yang biasa dipakai terhadapnya, antara lain pandangan primordialis, instrumentalis, dan konstruktivis. Secara umum etnis yang terbesar di Indonesia ditempati oleh etnis Jawa dan menyusul etnis Sunda di posisi kedua. Dalam bab ini hubungan antar etnis dibuat dalam alunan waktu sejarah mulai dari pasa lampau hingga masa reformasi. Kebangkitan etnis biasanya dipicu oleh adanya konflik yang menyasar etnis tertentu, sehingga secara sosial membuat adanya persatuan dan penguatan dari etnis yang bertalian. Bab keempat adalah relasi sosial antar kelompok agama di Indonesia: integrasi atau disintegrasi. Dalam penggambaran pada bab ini relasi sosial antar kelompok agama digambarkan dengan perspektif konflik, agama selalu dilibatkan dan dijadikan isu dalam bertikai. Bab kelima adalah relasi gender dalam masyarakat Indonesia, memuat perjalanan waktu keikutsertaan perempuan dan penyetaraan yang ada mulai dari masa penjajahan hingga masa kontemporer. Bab enam memuat hubungan buruh, modal, dan negara. Pada bab ini menjelaskan tentang industrialisasi dan perubahan sosial yang bertalian dengannya di Indonesia. Kondisi buruh seperti upah, waktu lembur, jaminan sosial, dan cuti juga tidak luput dari penggambarannya.

Terkhusus kondisi buruh dijelaskan dalam rentang kesejarahan yang cukup panjang yakni mulai dari masa kolonialisme Belanda hingga masa kini. Bab ketujuh mengangkat hubungan antara desa dan kota. Bab ini meninjau desa dan kota dari dimensi historis, proses pembangunan dan kebijakan yang bertalian dengan hubungan kota desa di Indonesia. Hubungan kota dan desa digambarkan secara historikal mulai dari masa penjajahan hingga masa kekinian. Hal-hal yang mempengaruhi perkembangan desa kota seperti migrasi dan dampaknya dalam membawa kepada kondisi ekuilibrium juga turut disisipkan. Arah konsep pembangunan antara desa kota dikemukakan berada pada aras pembangunan nasional dan fase otonomi nasional. Bab kedelapan memuat civil society dan integrasi dalam konteks demokrasi. Bab ini menjelaskan tentang aspek kesejarahan bagaimana civil soeiety menjadi penyeimbang dalam skala pasang surutnya di beberapa dekade yang telah lampau, dalam upaya memperkuat demokrasi negara. Bab terakhir adalah menyongsong masa depan integrasi masyarakat Indonesia, yang menjelaskan tentang adanya stratifikasi sosial, diferensiasi sosial, dan pluralitas Indonesia nan terbingkai melalui Bhineka Tunggal Ika. Dijelaskan pula adanya berbagai kondisi integrasi masyarakat Indonesia yang pada akhirnya mengkerucut pada pembangunan kesadaran akan hal tersebut demi menjada stabilitas dari bangsa Indonesia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline