Review Book Chapter Seven
The Kinship System and The Family
Referensi:
Robert O. Blood, Jr, 1996, The Family, The Free Press, New York (US),
Page 167 – 219
Review Oleh:
La Ode Muhammad Rauda Agus Udaya Manarfa
rauda.ode@gmail.com & laoderauda@yahoo.com
Mahasiswa Doktoral Sosiologi Pedesaan
Sekolah Pascasarjana – Institut Pertanian Bogor
Bab Tujuh
Sistem Kekerabatan dan Keluarga
[The Kinship System and The Family]
Dalam sejarah umat manusia, kekerabatan adalah sistem sosial yang pertama kali, yang memungkinkan komunitas (kelompok atau keluarga) untuk semakin memperbesar keluarga. Karena kekerabatan adalah sebuah pengecualian dalam sistem keluarga, keduanya hampir tidak terpisahkan antara satu dengan lainnya. Pertamakali keluarga memberikan keberadaan terhadap lebih dari satu generasi, adapun itu melalui ikatan darah dan pernikahan. Dalam bentuk keluarga yang primitif yang masih menggunakan metode berburu dan meramu, pembagian kerja lebih dilihat dari sudut jenis kelamin. Keluarga yang primitif bentuknya kecil dan cenderung berada pada satu lokasi saja. Keluarga pada masyarakat primitif tidak hanya menggunakan relasi interpersonal saja tetapi juga mengkombinasikannya dengan relasi kelompok. Sifat umum dan mobilitas pada daerah yang modern telah menghancurkan sistem kekerabatan sebagai sebuah dasar yang efektif dalam huungan sosial yang formal. Dalam masyarakat modern, ikatan kekerabatan hanya menjadi dasar kepada seseorang dan keluarga dalam berinteraksi terhadap dunia luarnya saja. Salah satu alasan pentingnya melanjutkan kekerabatan dalam masyarakat modern adalah karena adanya ikatan di dalam kehidupan si individu.
1.Kekerabatan dan Tempat Tinggal [Kinship and Residence]
a.Peranan tempat tinggal pada masyarakat primitif [Rules of Residence in Primitive Societies].
Pada masyarakat primitif, kekerabatan luar biasa pentingnya. Dengannya maka penentuan tempat tinggal menjadi sangat tergantung oleh kerabat, terlebih kepada pasangan yang baru menikah, apakah berada pada keluarga pasangan laki-laki atau pasangan perempuan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Murdock (1949) kebanyakan pasangan lebih memilih untuk tinggal di keluarga laki-laki, hal ini terjadi pada pasangan yang menganut pemahaman patrilocal, sedangkan sisanya lebih sedikit.
1).Tempat Tinggal Komunitas dan Tempat Tinggal Keluarga [Community Residence and Family Residence]
Murdock (1949) mendapatkan bahwa keluarga yang menganut patrilocal juga matrilocal memiliki kecenderungan untuk melakukan perkawinan keluar dan kedalam, masing-masing dengan orientasi yang lebih dominan. Sedangkan dalam sistem yang bebas tanpa adanya penekanan ke pihak ayah atau ibu, orang-orang lebih bebas menentukan ia akan memilih menikah kepada siapa.
2).Ganti Rugi atas Kerugian Satu Pihak [Compensation for Unilateral Loss]
Ikatan pernikahan meminta adanya ganti rugi kepada pihak yang melangsungkan pernikahan. Ganti rugi ini dapat pemberian perempuan untuk menjadi milik keluarga lelaki, mahar, hingga pelayanan tertentu. Pada masyarakat yang patrilocal mahar lebih dominan, pada masyarakat patrilocal-matrilokal, pelayanan lebih dominan, sedangkan pada masyarakat yang matrilocal, ganti rugi berbentuk lain dari ketiga di atas biasanya atas kesepakatan pihak yang terlibat. Sedangkan pada masyarakat neolocal, ganti rugi paling mendominasi dengan ketentuan yang sama dengan masyarakat matrilocal.
3).Tempat Tinggal dan Harta Peninggalan [Residence and Inheritance]
Tempat tinggal menentukan bagaimana pola pembagian harta warisan dalam kekerabatan. Sistem kekerabatan yang menganut patrilineal lebih dominan dipakai pada masyarakat patrilocal, untuk kekerabatan campuran lebih memilih menggabungkan antara patrilocal dan matrilocal. Lalu pada masyarakat yang matrilineal lebih diterapkan pada yang matrilocal.
4).Tempat Tinggal dan Keturunan [Residence and Descent]
Seseorang bertempat tinggal juga dipengaruhi oleh sistem kekerabatan yang dijadikannya sebagai tempat bernaung. Seseorang keturunan partilineal (Murdock, 1949: 59) dominan untuk bertempat tinggal pada lokasi yang bersifat patrilocal atau matrilocal. Bagi yang berketurunan ganda lebih banyak perada lokasi yang patrilocal atau matrilocal. Bagi yang berketurunan bilateral, maka ia cenderung memilih berada di luar mainstream patrilocal dan matrilocal, yakni ambilocal atau neolocal. Sedangkan keturunan yang matrilocal cenderung memilih untuk berada pada lokasi yang menganut matrilocal.
b.Pola-Pola Tempat Tinggal pada Masyarakat Modern [Residential Patterns in Modern Societies]
Jika di atas membahas bagaimana keluarga pada masyarakat primitif, maka pada pembahasan kali ini mengarah kepada masyarakat yang modern. Pada dasarnya masyarakat modern lebih memilih tempat tinggal yang baru, yang tidak menuntut keharusan untuk berada pada kawasan atau aturan yang mengikat dari keluarga laki-laki atau keluarga perempuan.
1).Kedekatan Dengan Kerabat [Propinquity to Kin]
Pada masyarakat modern, seseorang dekat dengan kerabatnya lebih dipengaruhi oleh jarak atau kondisi tempat tinggal orang tersebut dengan tempat tinggal kerabatnya. Semakin jauh jarak yang memisahkan maka semakin tidak begitu kuat.
2).Kecenderungan Matrilokal [The Matrilocal Tendency]
Berbeda halnya pada masyarakat modern tetapi menganut prinsip matrilocal. Kekuatan untuk selalu terikat masih kuat. Bahkan ikatan tersebut cenderung naik jika jarak tempat tinggal antara seseorang menjadi sangat dekat dengan kerabatnya.
2.Sisi Kekerabatan [Kinship Laterality]
a.Perbedaan Interaksi pada Masyarakat Pra Modern [Differential Interaction in Premodern Societies]
1).Pernikahan yang Tabu [Marriage Taboo]
Setiap keluarga baik itu yang patrilineal maupun matrilineal memiliki daftar siapa-siapa saja pihak yang tidak boleh melangsungkan pernikahan. Pernikahan ini diberikan status tabu [taboo], dan yang melanggarnya akan dikenai sanksi.
2).Keputusan Menikah [Marriage Prescriptions]
Memutuskan untuk menikah tidak dihasilkan serta merta, tetapi melalui proses pertimbangan yang panjang. Pertimbangan ini tidak hanya berasal dari seseorang yang ingin menikah saja, juga hasil penelusuran yang dilakukan oleh keluarga. Hal ini dilakukan untuk mencegah hal-hal yang dilarang untuk terjadi pada perkawinan masyarakat pra modern.
3).Kekerabatan yang Menyenangkan [Congenial Relatives]
Kekerabatan itu menyenangkan. Sebuah masalah dalam kekerabatan selalu saja ada jalan keluarnya. Kekerabatan tidak memaksakan seseorang untuk berkorban di luar kemampuannya, pengorbanan disesuaikan dengan kondisi yang dimiliki seseorang.
b.Perbedaan Interaksi pada Masyarakat Modern [Differential Interaction in Modern Societies]
1).Prasangka terhadap Matrilateral [The Matrilateral Bias]
Sistem matrilineal menjadi bias dalam kehidupan keluarga masyarakat modern. Bias yang terjadi jika dibandingkan dengan keluarga pada masyarakat pra modern, di mana bagi yang menganut matrilineal segalanya bersifat patrilocal, tetapi pada masyarakat modern, hal-hal tertentu bisa terjadi dan berpolar pada keluarga laki-laki.
2).Prasangka terhadap Perempuan [The Feminine Bias]
Ketika seorang perempuan menyelesaikan hubungan pernikahan dengan laki-laki, sebagian besar memilih untuk kembali tinggal bersama ibunya, dibandingkan dengan memilih tinggal pada ayahnya.
3).Tumpuan Perhatian Orang Tua [The Parental Focus]
Anak-anak pada masyarakat modern lebih menempatkan khusus keberadaan kakek atau nenek. Baginya, mengunjungi rumah nenek adalah sesuatu yang dibayangkan sebagai rumah tua tempat kenangan berada. Kasih sayang kakek dan nenek melengkapi kasih sayang dan perhatian dari orang tua yang didapatkannya.
4).Seleksi Sanak Keluarga [Kin Selection]
Perasaan dekat dengan orang tua dan bagaimana pembuatan kesepakatan antara anak dan orang tua lebih dominan terjadi pada anak yang memiliki kedua orang tua dengan frekuensi paling tidak sekali dalam seminggu.
3.Kekerabatan sebagai Penyedia Sumber Daya [Kin as Suppliers of Resource]
a.Bantuan Praktis [Practical Help]
Dalam keluarga antara anak dan orang tua seringkali membutuhkan bantuan dan kerjasama saling membantu di antaranya juga terjalin. Penelitian Sussman (1959) mengunkapkan bahwa anak lebih besar mendapatkan bantuan dari orang tua ketika sakit, kondisi yang sama juga berlaku dari anak ke orang tua.
1).Pertukaran [Reciprocation]
Anak dan orang tua sebenarnya dapat dijelaskan dalam teori pertukaran. Ketika masih kecil, anak diasuh, dicucikan pakaiannya, diberi makan, diajar, digelontorkan banyak dana untuk membuatnya tumbuh besar. Ketika anak sudah dewasa, orang tua yang tadinya merawatnya berubah menjadi renta dan lemah. Saat itulah pertukaran terjadi, si anak yang dulunya dibantu, kini berbalik memberikan kasih sayang dan bantuan kepada orang tuanya.
2).Kemanfaatan Pernikahan [Marital Benefits]
Pernikahan memiliki manfaat salah satunya dalam hal pemberian kasih sayang. Kasih sayang antara istri kepada suami, ibu kepada anak, ayah kepada anak, anak kepada ibu, dan ibu kepada ayah.
3).Perlindungan Keluarga [Family Security]
Kehidupan keluarga pada masa kini tidak hanya mengandalkan ikatan kekerabatan, kasih sayang, atau pertukaran pada masa yang akan datang, tetapi yang harus dipikirkan adalah perlindungan terhadap keluarga dalam menghadapi kemungkinan yang tidak terduga seperti sakit. Sakit perlu diantisipasi keluarga dengan menyediakan perlindungan misalnya asuransi.
4).Naungan bagi Orang Sepuh [Shelter for Old Age]
Keluarga yang baru menikah, tidak sedikit yang belum memiliki tempat tinggal sendiri dan memilih untuk berkediaman pada rumah orang tuanya. Di sisi lainnya, orang tua merasa terlindungi oleh keberadaan keluarga baru anaknya, yang darinya ia mendapatkan kasih sayang dan perhatian, perlindungan kepadanya di usianya yang senja.
5).Perlindungan terhadap Institusionalisasi [Protection Against Institutionalization]
Pernikahan kedua atau seterusnya, menjadi jalan bagi keluarga untuk melindungi institusi keluarganya. Hal ini berlaku bagi keluarga yang hanya memiliki anak perempuan, anak laki-laki, atau tidak memiliki anak.
b.Bantuan Psikologi [Psychological Help]
1).Curahan Hati - Curhat [Confidantes]
Keluarga menjadi tempat mencurahkan perasaan yang manis juga sakit, menjadi wahana berbagi kebahagiaan dan mendapatkan solusi atasnya peliknya masalah yang menimpa.
2).Sahabat [Friend]
Keluarga selain menjadi nuclear family, juga menjadi sahabat. Seorang laki-laki selain sebagai seorang suami, ia juga bertindak sebagai sosok pengganti ayah si perempuan, tetapi ia juga dituntut untuk menjadi sahabat yang siap mendampingi dan berperilaku yang tidak membosankan selayaknya sahabat.
3).Hiburan di masa Senja [Solace in Old Age]
Pada masa senja praktis aktivitas keluar rumah telah mulai berkurang dan kegiatan di dalam rumah menjadi paling sering dilakukan. Keluarga yang mendiami rumah mewarnai hari-hari utamanya bagi sosok yang telah berusia senja, dan ini adalah bentuk hiburan kepadanya, karena penghargaan dan kasih sayang didapatkan di sana.
4.Kekerabatan sebagai Agen Pengendalian Sosial atas Keluarga [Kin as Agents of Social Control Over Families]
a.Pengendalian atas Pemilihan Pasangan [Control over Mate Selection]
Orang tua memiliki peranan besar dalam memilih orang yang akan dinikahi oleh anaknya. Peranan tersebut berwujud dalam ketentuan ataupun pertimbangan yang diberikan kepada anaknya.
b.Pengendalian atas Perilaku Pernikahan [Control of Marital Behavior]
Perilaku untuk menikah tidak berhenti dilakukan seseorang ketika melangsungkan pernikahan. Pengendalian ini dilakukan oleh kerabat tentunya dengan mendampingi memberikan masukan kepada seseorang yang berpikir untuk melakukan pernikahan kepada seseorang lainnya.
c.Pengendalian atas Hubungan Orang Tua dengan Anak [Control over Parent – Child Relationship]
Hubungan antara anak dan orang tua dari yang tadinya sangat tergantung [dependent] drastis berubah kepada tidak tergantung [independent] ketika seseorang memiliki keluarga baru. Walaupun demikian dalam beberapa kasus ada orang yang masih memiliki ketergantungan terhadap orang tuanya.
5.Kekerabatan vs Pernikahan: Kesetiaan yang Bertentangan [Kinship versus Marriage: Conflicting Loyalities]
a.Rintangan dalam Pembentukan Keluarga [Barrier to Family Formation]
Ketertutupan hubungan, pembawaan emosional menjadi beberapa halangan dalam keluarga khususnya relasi antara orang tua dan anak. Kondisi demikian menimbulkan berbagai macam masalah kepada orang tua juga kepada anak. Dampak terbesarnya akan dirasakan oleh anak ketika ia pergi ke lingkungan di luar dari keluarganya.
b.Rintangan dalam Kekompakan Keluarga [Barrier to Marital Solidarity]
1).Kelemahan Pernikahan [Marital Weakness]
Kelemahan pernikahan dapat diakibatkan oleh pihak yang berasal dari laki-laki juga oleh pihak yang berasal dari perempuan. Kelemahan pernikahan bisa jadi karena pertengkaran atau tindakan-tindakan yang membuat antar pasangan tidak intens bertemu dan berdiskusi membicarakan jalan keluar atas permasalahan keluarga yang mereka hadapi.
2).Konflik Persaingan [Competitive Conflict]
Dalam ikatan kekerabatan [keluarga], konflik menjadi makanan yang lumrah, hanya saja tidak begitu baik jika dijajali setiap harinya. Ia hanyalah bumbu yang menjadi warna dalam rumah tangga. Namun demikian konflik juga sebenarnya adalah rintangan dalam solidaritas keluarga. Ia menjadi rintangan manajala ia tidak lagi dapat dikendalikan untuk mencapai tujuan yang lebih baik.
c.Ancaman terhadap Kedamaian Keluarga [Threat to Family Peace]
Kedamaian keluarga dapat terancam oleh hal-hal yang sejak lama dijaga oleh sistem kekeluargaan itu dilanggar, antara lain seperti dilanggarnya hal yang ditabukan oleh keluarga seperti pernikahan kepada pihak-pihak yang terlarang, konflik yang berkepanjangan tidak berkesudahan antara anggota keluarga, interaksi yang tidak intensif antara suami dan istri juga antara orang tua dan anak.
d.Ancaman terhadap Kemandirian Keluarga [Threat to Family Autonomy]
Sebenarnya, ikatan kekerabatan yang telah terbangun lama dan luas melingkupi berbagai keluarga di dalamnya, juga menjadi ancaman kepada keluarga untuk menjadi mandiri mengatur keadaan di dalam keluarga sendiri [nuclear family]. Hampir segala hal diatur oleh kerabat dan mendistorsi peran orang tua sebagai pihak yang paling bertanggunjawab terhadap adanya keluarga. Namun demikian hal tersebut perlahan beralih dari keluarga pada masyarakat pra modern ke keluarga pada masyarakat modern.
6.Kekerabatan vs Persahabatan [Kinship versus Friendship]
Perbedaan antara Kerabat dengan Sahabat [Difference Between Kin and Friend]. Bagaimanapun antara kerabat dan sahabat memiliki perbedaan, secara umum keluarga memiliki ikatan darah yang dekat sedangkan sahabat tidak memiliki hubungan darah yang dekat tetapi secara sosial memiliki hubungan komunikasi yang baik terhadap seseorang sehingga ia disebut sebagai sahabat.
a.Keakraban [Intimacy]
Sahabat akrab dan dekat dengan seseorang walaupun seseorang itu tidak memiliki hubungan darah yang dekat dengannya. Keakraban itu berwujud dari tingginya intensitas interaksi serta kualitas komunikasi yang terbangun di antaranya. Biasanya keakraban ini menyamai bahkan melebihi keakraban yang terjalin di antara sesama saudara atau orang-orang yang memiliki ikatan darah yang dekat.
b.Keberpihakan [Partiality]
Sahabat cenderung berpihak kepada sahabatnya walaupun tidak memiliki hubungan darah yang dekat. Sekalipun sahabatnya memiliki kesalahan, tetapi ia akan membelanya dari sudut kebenaran walaupun hanya sedikit yang tersisa. Keluarga akan tetap memegang teguh prinsip kebenaran tetapi tidak menjatuhkan harga diri keluarganya, ia mendukung tetapi juga mengingatkan langkah-langkah keliru yang diambil oleh keluarganya.
c.Prioritas [Priority]
Dalam hubungan antara keluarga dan sahabat, seseorang lebih mementingkan pemberian perhatian atau apapun pertama kali kepada keluarga lalu kemudian diberikan kepada sahabatnya, itupun dilakukan setelah kebutuhan yang dicurahkan kepada keluarga dirasakan telah cukup.
7.Penggantian Sahabat selayaknya sebagai Kerabat [The Conversion of Friend Into Quasi - Kin]
Keluarga inti [nuclear family] yang tidak memiliki kerabat, memberikan peran kepada sahabat untuk menjadi kerabatnya. Hal ini terjadi karena faktor kedekatan antara sahabat dengan keluarga, dan seiring berjalannya waktu kedekatan itu berubah menjadi hubungan kebutuhan antara sahabat untuk kemudian menjadi kerabat, terhadap keluarga yang tidak memiliki kerabat seperti pada keluarga lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H