Lihat ke Halaman Asli

Ratu SylviaRidwan

Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Pengembangan Program "Pojok Literasi" untuk Memfasilitasi dan Meningkatkan Minat Baca Peserta Didik di SDIT Raudlatun Najah Kabupaten Sukabumi

Diperbarui: 8 November 2022   23:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Salah satu kemampuan yang perlu dimiliki setiap individu adalah membaca. Untuk memiliki kekmampuan membaca, maka seseorang harus memiliki minat membaca yang kuat. Ketertarikan membaca bisa diawali dengan tersedianya sumber bacaaan. Pada Pendidikan formal, sumber bacaan biasanya disediakan di ruang perpustakaan. Dengan adanya perpustakan yang memadai maka peserta didik akan lebih nyaman untuk membaca.

Namun, kenyataannya salah satu sekolah yang terletak di kecamatan kadudampit, Kabupaten Sukabumi yaitu SDIT Raudlatun Najah belum memiliki fasilitas khusus untuk mendukung peningkatan kemampuan Literasi Peserta didik. Sehingga kami dari mahasiswa program Kampus Mengajar Angkatan II berencana untuk menyediakan sarana membaca anak dengan program Pojok Literasi.

Pojok literasi adalah program yang menyediakan buku-buku seperti buku cerita rakyat, kisah nabi, dongeng, serta media untuk meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi peserta didik. Peserta didik dapat membaca berbagai buku yang tersedia di waktu senggang, seperti sebelum jam masuk kelas, waktu istirahat atau sepulang sekolah.  

Sebelum merealisasikan program pojok literasi, terlebih dahulu kami berdiskusi dengan pihak sekolah mengenai beberapa hal, diantaranya tempat didirikannya pojok literasi, kebutuhan buku, sistem administrasi dan lain sebagainya. 

Setelah memperoleh respon yang baik dari pihak sekolah, Kami mulai menguatkan perencanaan dengan mendesain tempat yang sudah disepakati untuk dijadikan pojok literasi, yakni dibawah tangga samping kelas IV (empat) dengan luas sekitar 2 x 3 meter. 

Kondisi awal tempat cukup kotor dan banyak tumpukan barang tidak terpakai seperti ember cat, spanduk bekas, buku-buku dan kertas bekas yang sudah tidak terpakai. Selain itu pencahayaan cukup redup sehingga dibutuhkan cahaya tambahan dari lampu.

Melihat kondisi tersebut, kami membersihkan lokasi hingga bersih dan layak pakai. Setelah itu mulai mencatat kebutuhan pojok literasi seperti buku bacaan, tikar, rak buku, meja baca dan lainnya. Melihat kebutuhan yang memerlukan dana cukup besar, kami berinisiatif untuk mengurangi pengeluaran dengan membuka donasi buku, dan membuat meja baca dari mendaur ulang barang bekas

Pembukaan donasi dilakukan dalam bentuk buku bekas untuk peserta didik sekolah dasar ataupun dana sumbangan berupa uang. Donasi juga dipublikasikan di berbagai platform seperti whatsapp, Instagram dan facebook. Disamping berjalannya donasi, Kami juga mulai mendekorasi ruang Pojok Literasi.

Donasi yang kami buka selama dua bulan membuahkan hasil yang cukup baik. Kami mendapatkan cukup banyak buku bekas yang masih layak digunakan dan dana yang langsung dialokasikan untuk membeli buku bacaan anak. 

Selain itu kami juga menyimpan beberapa media pembelajaran yang mendukung peningkatan kemampuan numerasi peserta didik, seperti model bangun ruang, pengukur sudut dan lain sebagainya. Sehingga selain membaca, peserta didik juga bisa mengasah kemampuan numerasi nya.

Setelah Pojok Litersi layak digunakan, kami membuat acara Peresmian Pojok Literasi yang dihadiri Kepala sekolah, Komite, DPL Kampus Mengajar, Guru dan Peserta didik. Kegiatan tersebut pada dasarnya bertujuan untuk mempresentasikan program pojok literasi dan bagaimana pengelolaan buku serta sistem administratif di Pojok Literasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline