Lihat ke Halaman Asli

Ratu JasminePutri

Mahasiswa Universitas Airlangga Surabaya

Mengatasi Tantangan Kesehatan Mental pada Anak Perempuan Pertama dari Keluarga Broken Home

Diperbarui: 13 Mei 2023   23:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Poster Dibuat Oleh Ratu Jasmine

Perceraian atau perpisahan orang tua dapat menjadi pengalaman yang sulit bagi anak-anak. Terutama, jika anak-anak tersebut mengalami kondisi broken home, yaitu ketika orang tua bercerai atau berpisah dan anak-anak harus hidup terpisah dengan salah satu orang tuanya. 

Kondisi ini dapat mempengaruhi kesehatan mental anak secara signifikan. Anak pertama dalam keluarga broken home memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami masalah kesehatan mental dibandingkan dengan anak-anak dari keluarga yang utuh.

Kesehatan mental merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang, terutama bagi anak perempuan pertama dari keluarga broken home. Dimana anak perempuan pertama dari keluarga broken home seringkali menghadapi tantangan yang lebih besar dalam hal kesehatan mental mereka. 

Menurut studi yang dilakukan oleh American Psychological Association, anak-anak yang mengalami kondisi broken home memiliki risiko lebih besar untuk mengalami gangguan kecemasan, depresi, dan masalah perilaku dibandingkan dengan anak-anak yang tidak mengalami kondisi tersebut.

Menghadapi kenyataan bahwa keluarga sudah tidak utuh memang sulit bagi anak perempuan pertama, namun hal tersebut bukanlah akhir dari segalanya. Anak perempuan pertama dari keluarga broken home tetap bisa tumbuh dan berkembang menjadi sosok yang tangguh dan mandiri. 

Menurut beberapa pendapat dari rekan saya yang sedang mengalami hal ini, rekan saya yang berinisial L berusia 19 tahun berkata "Yang aku rasain pertama stress, terus jadi bahan percobaan orang tua, harus menurut semua kemauan orangtua, dipaksa dewasa supaya bisa menjaga adik dan memberi contoh yang baik untuk adik". 

Lalu pendapat dari rekan saya yang berinisial AV berusia 19 tahun juga dan  ia berkata "Sebagai anak pertama perempuan pertama yang mengalami broken home karena perceraian kedua orang tua, aku biasanya ngalamin mood swing atau biasa disebut suasana hati yang tidak menentu. Terkadang aku juga membatasi diri dari pergaulan, susah bersosialisasi, dan tidak percaya diri. Harus bisa ngasih contoh yang baik untuk adik-adik"

Anak perempuan sering sekali menghadapi tantanga yang unik dalam menjaga kesehatan mental mereka, ketika mereka menjadi anak pertama dari keluarga broken home beban tersebut akan menjadi berat. 

Terlepas dari situasi sulit yang mereka hadapi, ada harapan dan jalan keluar yang dapat memebantu mereka mengatasi tantangan ini yang menemukan kembali kebahagiaan. 

Tantangan yang dihadapi oleh anak perempuan pertama dari keluarga broken home dapat beragam, mulai dari merasa kehilangan, kesepian, hingga kesulitan dalam memahami perasaan mereka sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline