Lihat ke Halaman Asli

Menyambut Generasi Emas 2045: Kisah dari Ujikom Gorontalo

Diperbarui: 3 Desember 2024   11:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri bersama mahasiswa peraih beasiswa BI

Perjalanan menuju Gorontalo selalu menyimpan cerita. Kota ini kecil, tenang, tetapi penuh dengan energi muda yang tak pernah padam. Saya datang untuk sebuah tugas penting: menjadi asesor kompetensi BNSP bagi anak-anak muda yang siap menyongsong masa depan.

30 November hingga 1 Desember 2024, aula besar itu dipenuhi semangat. Pesertanya adalah mahasiswa-mahasiswa dari Universitas Negeri Gorontalo, IAIN, dan Universitas Gorontalo serta lainnya. Mereka bukan mahasiswa biasa. Mereka adalah bagian dari "Generasi Baru Indonesia," generasi emas 2045.

Mereka datang bukan hanya untuk diuji, tetapi untuk membuktikan diri. Menguji diri, sejatinya, bukan sekadar soal mendapatkan sertifikat. Ini adalah soal keberanian. Berani menjadi lebih baik.

Proses ujikom dokpri

Saya duduk di meja asesor bersama tim lain. Lembar-lembar soal dan studi kasus sudah siap. Begitu juga daftar pertanyaan yang akan kami ajukan. Namun, yang tidak pernah siap adalah kejutan dari peserta.

Proses penilaian sumber dokpri

Hari pertama ujian, seorang peserta perempuan dari IAIN membuat saya tercengang. Ia menjelaskan analisis data dengan sangat tenang, seolah-olah ini adalah hal yang ia lakukan setiap hari.

"Pak, sebenarnya ini bisa diselesaikan lebih cepat kalau kita optimalkan algoritmanya," ujarnya sambil tersenyum. Saya hanya bisa mengangguk. Anak muda ini tahu persis apa yang ia bicarakan.

Hari kedua, seorang mahasiswa dari Universitas Gorontalo menarik perhatian saya. Dia sedikit gugup di awal, tetapi begitu mulai bicara, semua berubah. Ia menjelaskan langkah-langkahnya seperti seorang profesional yang sudah bekerja bertahun-tahun.

"Data itu seperti puzzle, Pak. Kalau salah satu bagian hilang, kita tak akan pernah mendapatkan gambar utuhnya," katanya. Sebuah analogi sederhana yang penuh makna.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline