Bayangkan ini: setiap kali Anda membeli secangkir kopi, setiap transaksi Anda diawasi. Bukan oleh barista, bukan juga oleh bank. Tapi oleh pemerintah. Ya, pemerintah. Inilah realita yang mungkin terjadi jika Central Bank Digital Currencies (CBDCs) diadopsi tanpa kontrol yang tepat. Secara singkat dapat ditulis bahwa Central Bank Digital Currency (CBDC) adalah mata uang digital dari bank sentral, dirancang untuk menggantikan uang fisik, meningkatkan efisiensi pembayaran, dan mendukung kebijakan moneter, dengan tetap mengatasi tantangan keamanan dan privasi.
Di balik janji transparansi dan efisiensi, ada bayang-bayang ketidakpastian yang mencekam. China, Bahamas, Nigeria, dan Eastern Caribbean Union sedang bermain dengan api ini. Mungkin mereka akan menciptakan sesuatu yang revolusioner, atau mungkin... sebuah distopia finansial.
"Power tends to corrupt, and absolute power corrupts absolutely," begitu kata Lord Acton. Dan CBDCs, dengan sentralisasi totalnya, adalah wujud nyata dari kekuasaan absolut di tangan bank sentral dan pemerintah. Dalam sistem ini, semua jaringan perbankan akan disatukan, dan mereka yang berkuasa bisa menghapus perantara yang selama ini menjadi tempat bersembunyi bagi praktik-praktik korup. Hebat? Bisa jadi. Tapi, apakah Anda pernah berpikir bahwa kekuasaan sebesar ini bisa menjadi alat untuk mengekang kita, bukan untuk membebaskan?
Bayangkan, semua transaksi Anda, dari yang terbesar hingga yang terkecil, bisa dilacak secara real-time oleh bank sentral. Ini seperti Anda hidup dalam rumah kaca, di mana setiap gerakan Anda bisa diawasi. Apa yang terjadi jika pemerintah yang tidak bertanggung jawab mengendalikan sistem ini? Bukan sekadar ancaman, ini adalah mimpi buruk bagi kebebasan finansial. Dalam skenario terburuk, CBDCs bisa menjadi alat untuk mengontrol bukan hanya uang Anda, tapi juga hidup Anda.
"Cryptocurrency was created to free us from centralized control," kata seorang ahli teknologi keuangan. Namun, CBDCs berjalan di arah yang sebaliknya. Mereka menggunakan blockchain privat, yang hanya bisa diakses oleh segelintir orang---bank sentral dan pemerintah. Sementara Bitcoin dan sejenisnya menawarkan transparansi melalui blockchain publik, CBDCs adalah kotak hitam. Tidak ada yang bisa melihat apa yang terjadi di dalamnya, kecuali mereka yang berkuasa. Dan itulah yang membuatnya berbahaya.
Kita harus mengingat, teknologi ini bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, CBDCs menawarkan efisiensi, inklusi keuangan, dan biaya transaksi yang lebih rendah. Di sisi lain, mereka menyimpan potensi untuk menciptakan dunia yang jauh dari ideal, di mana kebebasan kita dipertaruhkan. "The road to hell is paved with good intentions," begitu kata pepatah. Jika kita tidak berhati-hati, niat baik di balik pengembangan CBDCs bisa berubah menjadi mimpi buruk.
Solusinya? Transparansi dan pengawasan. Bank sentral dan pemerintah harus diawasi oleh lembaga independen yang kuat. Tidak ada pengecualian. Ini adalah satu-satunya cara untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan. Kita harus menetapkan regulasi yang ketat, yang tidak hanya menjaga efisiensi tetapi juga melindungi hak-hak individu. Sebab tanpa perlindungan ini, CBDCs bisa menjadi lebih berbahaya daripada manfaatnya.
Dan jangan lupa, teknologi ini harus tetap bisa diaudit oleh pihak ketiga. Meskipun menggunakan blockchain privat, harus ada mekanisme yang memungkinkan transparansi melalui audit independen. Kepercayaan publik adalah segalanya. Tanpa kepercayaan, seluruh sistem keuangan bisa runtuh. Jadi, jika CBDCs benar-benar akan diterapkan, kita harus melakukannya dengan langkah-langkah kecil, dengan uji coba terbatas terlebih dahulu, melibatkan masyarakat luas, dan belajar dari setiap kesalahan.
Setiap negara berbeda, dan begitu juga pendekatannya terhadap CBDCs. Kita tidak bisa menerapkan satu solusi untuk semua. Setiap pemerintah harus merancang CBDCs yang sesuai dengan kebutuhan spesifik negara mereka, mempertimbangkan risiko dan manfaat, serta menjaga keseimbangan antara kontrol dan kebebasan. "One size fits all" bukanlah jawaban di sini.
Akhirnya, mari kita ingat bahwa teknologi ini, seperti semua teknologi lainnya, adalah alat. Bagaimana kita menggunakannya, itulah yang menentukan apakah kita akan menciptakan surga atau neraka di bumi. CBDCs menawarkan potensi yang luar biasa, tetapi juga risiko yang tak kalah besar. "The future depends on what we do in the present," kata Mahatma Gandhi. Jika kita ingin masa depan keuangan yang lebih baik, kita harus mengelolanya dengan hati-hati, dengan mempertahankan kebebasan dan transparansi sebagai fondasi utama. Jangan sampai kita tergoda oleh janji manis teknologi dan melupakan pelajaran dari sejarah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H