Lihat ke Halaman Asli

Jalan Berliku Lita Puspita

Diperbarui: 16 Desember 2021   12:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lita Puspita dan Nikita Sumber; Radar Selatan

Pelatih petanque, Lita Puspita (25) berhasil meraih emas untuk anak didiknya pada ajang PoMnas 2017. Pelatih asal Bumi Panrita Lopi  atau kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan mengatakan tak mudah bagi pelatih seperti dirinya untuk meraih semua itu dan menghantarkan anak didiknya berhasil meraih juara di POMNas.

Arbitre Pentaque Bulukumba, Lita Puspita dilansir dari RADAR SELATAN , Nikita anak didiknya  telah sering mengikuti beberapa event olahraga dan berhasil meraih juara. 

Lita mengungkapkan, prestasi yang diraih atlet binaannya Nikita yakni juara satu kategori triple women di Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNas), juara tiga kategori double mic Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Bali, juara dua kategori single Liga Ramadan Cup 3 FOPI Sulsel, juara tiga kategori double mix Petanque Open Turnament 2018 di UNM.

Perjuangan Litha tidak mudah. Untuk berangkat saja kadang ia harus mengongkosi sendiri dari duit pribadinya. Terkandala biaya membuat ia merogoh kocek sendiri untuk membuat persiapan dalam bentuk teknis dan keberangkatan para anak didiknya.  

Hal yang sama kini ia alami juga untuk persiapan pekan olahraga daerah (porda)   Sulawesi Selatan yang akan berlangsung di Kabupaten Pinrang pada September 2018 mendatang.

Lita Puspita yang juga berprofesi sebagai guru di salah satu sekolah di Makassar mengutarakan kepada penulis bahwa ia tetap berharap para anak didiknya yang akan mewakili kabupaten Bulukumba bisa tetap berprestasi walau kurangnya perhatian pemerintah daerah.

Motivasi kepada anak didiknya terus diberikan untuk memberikan yang terbaik.  Ada enam atlet yang ia didik agar tetap semangat dalam bertanding. Ia juga kerap memotivasi para atlet binannya agar mengubah hidupnya melalui olahraga. Sebab banyak atlet yang berprestasi yang ia latih ternyata tidak mempunyai biaya untuk melanjutkan kuliah. Ia berujar bahwa persoalan biaya jangan jadikan hambatan untuk meraih cita-cita. 

Litha pun berjuang bolak-balik dari Makassar Bulukumba sejauh 168 Km untuk mengurus administrasi  beasiswa agar sang atlet binaannya yang berprestasi bisa tetap melanjutkan kuliah.

Sebelum bertanding Litha  kerap membeberkan kunci sukses  kepada para atlet untuk tetap fokus saja pada laga. Jangan terbebani dengan hasil menang atau kalah, tetapi berusahalah maksimal.

Litha pun berhap banyak kedepan atlet yang ia bina saat ini bisa berprestasi kelak di masa depan mengharumkan nama Indonesia seperti di Asian Games yang akan berlangsung 18 agustus 2018, tuturnya. 

Karena sebenarnya pembinaan atlet itu sejak dini ketika mereka masih duduk di bangku sekolah dan  memiliki program pembinaan yang berjenjang sesuai kelompok umur agar pelatihan yang diterima pun sesuai dan tersalurkan dengan benar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline