Lihat ke Halaman Asli

Bagaimana Memulai Sebuah Tesis atau Disertasi?

Diperbarui: 5 Januari 2018   18:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Shutterstock

Memulai saebuah penelitian terlebih sebuah tesis atau disertasi tentu membuat njelimet otak untuk berfikir tak tentu arah.  Tentunya sebuah Penelitian dimulai dari  sebuah masalah dan  identifikasi masalah dengan tepat, akan memberikan arah yang tepat.

Ketika proses penelitian berlangsung  jika seorang peneliti gagal untuk mengidentifikasi masalah  itu akan menjadi pertanyaan yang salah akan menghasilkan  output penelitian dan jawaban yang iuga salah. 

Pemilihan dari sebuah pertanyaan  merupakan langkah memulai  penelitian secara kesinambungan penelitian. Bisa saja memulai dengan pendahuluan, merumuskan masalah, dan melakukan sebuah Pembacaan tentunya waktu yang dibutuhkan tidak sebentar bahkan, memerlukan waktu yang lama. 

Dimana ketika ini di batasi dengan waktu tentu  akan menghasilkan formula yang memadai. Sudut pandang yang okentik akan menjadi bagian yang menggerakkan. Tanpa itu, sebuah penelitian hanyalah sebuah rutinitas dan tak lebih baik dari laporan observasi seorang birokrat.

Karya ilmiah berangkat dari proses ilmiah. Sebuah proses yang dapat direplikasi, soal hal itu bisa saja berubah tetapi dengan metode yang sama akan didapatkan hasil yang sama pula. 

Maka, untuk mengujinya juga menggunakan standar ilmiah yang setiap karya yang lahir tidak ada yang sama sekali baru. Tentu sudah pernah dikaji oleh peneliti atau ilmuwan sebelumnya. "apa yang ada di bawah matahari, tidak ada yang baru sama sekali. 

Dengan merujuk pada penemuan dan kajian  terdahulu maka aktivitas tersebut akan membantu dan memudahkan  upaya untuk melanjutkan usaha yang terdahulu.  

Tidak perlu lagi mengulangi apa yang sudah ada hasilnya.  Dengan demikian, maka setiap karya perlu melakukan kajian terhadap apa yang sudah dijalankan.  

Penelti sebelumnya dan melanjutkan apa yang sudah dilaksanakan demikian, tinggal memberikan tambahan atau perpaduan yang baru.

Sebuah karya harus mengandung novelty atau  kebaruan bukan pengulangan apalagi duplikasi tidak,ka itu sama saja dengan apa yang sudah dilakukan oleh orang lain sehingga tidak memberikan faedah sama sekali Selanjutnya, karya harulah senantiasa merujuk kepada ber sumber data yang primer dan bukan sumber yang sekunder. 

Hal ini agar senantiasa menjaga keakuratan data yang dirujuk kalau mengacu kepada data yang kedua, bisa saja itu mengandung kesalahan sehingga pada sumber yang utama dipastikan tidak akan terdapat kesalahan dala dalam penyajian. Apalagi jika hal itu hanya mengacu pada karya orang lain.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline