Innalillahi Wa inna Ilahi Ro jiun telah berpulang ulama besar asal Sul-sel sebagaimana hadis nabi mengatakan “ Meninggalnya ulama adalah musibah yang tak tergantikan.Sebuah kebocoran yang tak bisa ditambal .Wafatnya ulama laksana bintang yang padam .Meninggal nya satu suku lebih muda daripada meninggalnya satu orang ulama (HR.Thabrani)
Dr.K.H Mustamin Arsyad .Lc ,MA telah wafat meninggalkan kita semua salah satu ulama besar dan kharismatik SUL-SEL dan juga merupakan ketua MUI Makassar. Beliau adalah ulama besar yang menghabiskan separuh umurnya belajar Ilmu Al-Qur’an di Universitas Al Azhar ,dikenal sebagai dokter ilmu tafsir .Lahir di Palampang Pangkep 16 Agustus 1957 dari pasangan KH.Muhammad Arsyad dan Hj.Asia Baco . Sejak kecil beliau didik mencintai Al Qur’an dan pada usia 9 tahun sudah hafal 30 Juz melalui penggemblengan K.H. Abd.Mu’nim di pesantren Tahfidz pulau balang Lompo Pangkep.
Ketika belajar di Mesir Almarhum menyelesaikan S-1 dan S-2 Hingga S-3 jurusan tafsir hadis dan ulumul Qur’an .S2 beliau diselesaikan dengan Cum Laude sementara S3 diselesaikan dengan prestasi Summa Cumlaude
Sebagai pelajar / Mahasiswa Indonesia di Mesir beliau tidak hanya berkutat dengan kitab-kitab kuning namun juga aktif di dunia pergerakan mahasiswa ,beliau aktif di PPI Mesir dan bahkan PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) di masa beliau sempat tidak diakui oleh pemerintah karena menolak asas tunggal pancasila pada zaman Soeharto . Pada 1983 Almarhum menerima penghargaan dari Presiden Mesir Hosni Mubarak sebagai juara I MTQ tingkat Mahasiswa Internasional .
Dengan Kapasitas keilmuannya beliau mengulas berbagai permasalahan dalam umat dalam berbagai perspektif ,sejarah, fiqih ,politik yang sangat mencerahkan. Beliau adalah ciri ulama yang hidup ,sederhana ,tawadhu, dengan ilmu yang mendalam .Sungguh menjadi sifat yang sangat langka bagi gaya hidup sekarang. Dalam bukunya beliau mengutip ulama sufi terkenal ,Hasan Al Basri “ Wahai anak adam wahai anak Adam ,engkau akan mati dalam keadaan sendiri ,dikubur sendirian dan dibangkitkan dalam keadaan sendiri-sendiri . Mengapa kalian begitu mencintai dunia seolah-olah kalian belum pernah berada disini .Dan besikaplah terhadap akhirat seolah-olah kalian tak akan meninggalkannya .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H