Lihat ke Halaman Asli

ratu melani adriani

Mahasiswi semester 5 di President University fakultas Ilmu Komunikasi jurusan Public Relations.

Mengatasi Darurat Sampah melalui Pengolahan Limbah yang Tepat

Diperbarui: 19 Maret 2021   06:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penumpukan Sampah yang Berpotensi Merusak Lingkungan. Sumber Gambar: Hermes Rivera from Unsplash

Di masa sekarang ini, jumlah sampah di seluruh dunia semakin tidak terkontrol. Banyaknya sampah yang sulit terurai seperti sampah plastik, benda berbahan karet, benda berbahan kaleng, bahkan limbah elektronik menjadi penyembab utama darurat sampah.

Dilansir dari Nationalgeographic.co.id, diperkirakan sebanyak 1,3 Miliar ton sampah plastik akan memenuhi bumi pada tahun 2040 mendatang jika tidak ada upaya pencegahannya. Dengan jumlah sampah sebanyak itu, tidak menutup kemungkinan bahwa permukaan tanah dan laut akan dipenuhi oleh sampah dan merusak ekosistem yang ada. 

Sadar akan darurat sampah, saat ini restoran dan pusat perbelanjaan di seluruh dunia berlomba-lomba dalam mengkampanyekan gerakan mengurangi penggunaan sampah plastik. Sudah banyak restoran cepat saji yang tidak lagi menggunakan sedotan plastik dan menggantikannya dengan sedotan kertas yang ramah lingkungan. Penggunaan kantong plastik juga sudah dikurangi oleh supermarket hingga minimarket, dan menggantinya dengan paper bag.  Selain itu, banyak pula lembaga swadaya masyarakat yang turut serta dalam upaya mengurangi sampah plastik. Salah satunya adalah LSM Gempal yang memberikan edukasi kepada masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan melalui pengolahan sampah rumah tangga. 

Diki Munandar, selaku sekretaris LSM Gempal menyampaikan bahwa limbah rumah tangga dapat memiliki nilai tambah jika pengolahannya dilakukan dengan tepat. 

"Sampah rumah tangga sisa makanan bisa kita jadikan pupuk kalau diolah dengan benar, sekaligus mengurangi volume sampah di TPA yang saat ini sudah overload," ungkap Diki, pada Selasa (16/03/21). 

Selain itu, masyarakat juga bisa berkontribusi dalam mengurangi penggunaan plastik dengan banyak cara. Menurut kejarmimpi.id, ada beberapan cara pengolahan sampah dengan baik, di antaranya memisahkan sampah organik dan anorganik kemudian buang di tempat sampah yang sudah disesuaikan. Kategori sampah organik yang dapat dijadikan pupuk kompos yaitu, kotoran dan bulu-bulu hewan, serpihan kayu, sisa makanan, dan masih banyak lagi. Sampah anorganik juga bisa didaur ulang menjadi barang yang berguna dan memiliki nilai tambah seperti pot tanaman, hiasan dinding, maupun tempat penyimpanan barang.

Mulai sekarang, mari kita atasi darurat sampah dengan pengolahan limbah yang tepat. Karena limbah yang diolah dengan baik berpotensi mengurangi volume TPA yang menumpuk, sekaligus memberi nilai lebih pada limbah tersebut agar dapat dimanfaatkan lagi menjadi barang yang berguna dan tidak terbuang sia-sia. 

Penulis: Tim 4 Cyber PR 3




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline