Lihat ke Halaman Asli

Ratri Indah

Learn for better future

Tuhan, Mohon Ijinkan Aku Tertawa

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di siang terik membakar mata
Jalanan hanya tampak berkumul debu
Kuda besi saling beradu pandang
Melewati kerikil jalanan di tanah rantau

Aku terpaku pada layar
Sebuah kotak tiga dimensi
MEnampilkan guratan pytograph
Menyatu di jutaan, milyaran bahkan triliunan pixel

Roman tertunduk dalam hitam. .pekat
Serasa runtuh dalam angan
Membungah di rasa derita

Hari ini bagai bumi dan langit
Entahlah. . ini Sebuah gertakan saja atas angan kosongku
Atau. . ini memang ujian atas kebodohanku
Atas ketololanku
Atas ke-alpha-anku

Ku tunggu balas dari seberang
Berharap bukan buah simalakama
Tapi buah apel nan manis
Sebagai pelepas dahagaku saat ini

Sekiranya memang ini terbaik untukku
Tuhan, mohon ijinkan aku tertawa

KM
Yogyakarta, 17 Desember 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline