Lihat ke Halaman Asli

Ratri Sti M

Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Strategi Perang yang Digunakan oleh Hamas hingga Rasulullah dan Muhammad Al Fatih

Diperbarui: 9 Oktober 2023   06:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pikiran-rakyat.com

Israel dan Hamas lagi-lagi saling melakukan serangan demi serangan. Baru-baru ini Hamas melakukan serangan mendadak dengan meluncurkan sekitar 5000 roket untuk melawan Israel. Selain itu, Hamas juga melakukan pemotongan kawat pagar pembatas, menggunakan paragliding, hingga menyusup melalui jalur laut.

Mari kita mengingat kembali bagaimana strategi perang Rasulullah. Rasul selalu memakai strategi kejutan yang tidak akan terpikirkan oleh musuh-musuhnya. Seperti pada saat perang badar, perang khondaq, dan lain-lain. Strategi perang khandaq yaitu kaum Muslimin menggunakan pertahanan parit untuk menghalau musuh yang datang. Parit tersebut digali di sekitar kota Madinah dengan panjang parit kurang lebih 5,544 meter, lebar kurang lebih 4,62 meter, dan kedalaman parit 3,324 meter. Pada saat datangnya musuh yang saat itu dipimpin Abu Sofyan mereka tidak menyangka pasukan Muslimin membuat Khandaq. Pada akhirnya banyak pasukan kafir yang masuk ke dalam parit sehingga perang dimenangkan oleh kaum Muslimin.

Startegi kejutan lainnya kemudian digunakan oleh Muhammad Al Fatih pada saat penakhlukan Konstantinopel. Pada saat itu Al Fatih membawa kapal-kapal perang melewati bukit galata dan akhirnya Konstantinopel pun takluk di tangan kaum muslimin di bawah Khilafah Ustmani yang di pimpin oleh Muhammad Al Fatih.

Tampaknya Hamas juga menggunakan strategi-strategi kejutan itu, yaitu pada saat penyerangan Hamas menggunakan Paralayang untuk memasuki wilayah Israel. Mereka dengan penuh keberanian hanya dengan menggunakan Paralayang memasuki wilayah musuh. Serangan ini dapat mengejutkan musuh. Musuh pasti tidak akan menduga bahwa terdapat penyerangan lewat udara karena tidak ada suara jet tempur atau helikopter.  

Selain itu, strategi lain yang digunakan Hamas pada tahun 2007 adalah membuat terowongan di bawah tanah. Awalnya Hamas membuat terowongan di bawah tanah dari Gaza sampai Mesir, namun kemudian diperluas hingga menjangkau wilayah Israel untuk berperang. Bahkan, Israel pun sulit mendeteksi keberadaan trowongan terusebut. Hingga akhirnya Israel merasa terancam dan membangun pagar pembatas agar warga Palestina tidak bisa menyusup ke wilayah Israel dan membangun terowongan yang bisa digunakan untuk menghubungkan Gaza dengan wilayah Israel.

Pembuatan terowongan bawah tanah juga pernah dilakukan oleh Muhammad Al Fatih pada saat penakhlukan Konstantinopel. Namun, pembuatan terowongan tersebut di ketahui oleh pasukan Byzantium yang saat itu menguasai Konstantinopel sehingga terowongan bawah tanah tersebut akhirnya dibakar dan banyak menewaskan pasukan muslim.

Sama halnya dengan pasukan Hamas yang pada akhirnya terowongan bawah tanah tersebut diketahui oleh Israel. Namun, dua pasukan ini Muhammad Al Fatih dan Hamas sama-sama pantang menyerah. Mereka sama-sama membuat strategi perang yang lain. Jika pasukan Muhammad Al Fatih kemudian membuat strategi kejutan dengan membawa kapal-kapal perang melewati bukit Galata kemudian dengan strategi tersebut mendapatkan kemenangan, lalu apakah Hamas akan mendapatkan akhir yang sama yaitu kemenangan? Wallahualam bish-shawab

Semoga Allah senantiasa memberikan kekuatan dan kemenangan kepada kaum muslimin. Aamiin




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline