Hakikat Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Pengelolaan program dengan cara komprehensif. Merupakan syarat agar pengelolaan program BK berorientasi perkembangan. Program BK sekolah yang komprehensif di dalamnya akan tergambarkan visi, misi, tujuan, fungsi, sasaran layanan, kegiatan, strategi, personil, fasilitas dan rencana evaluasinya (Suherman, 2011).
Dengan demikian program BK sekolah yang komprehensif disusun untuk merefleksikan pendekatan yang menyeluruh bagi dasar penyusunan program, pelaksanaan program, sistem manajemen dan sistem pertanggungjawabannya.
Comprehensive school guidance and counseling merupakan kerangka kerja yang harus dipahami oleh tenaga-tenaga ahli di bidang BK. Berikut lima premis dasar yang menegaskan istilah tersebut (Gysbers & Henderson, 2006):
1. Tujuan BK bersifat kompatibel dengan tujuan pendidikan. Artinya, dalam pendidikan harus ada standar dan kompetensi tertentu yang bisa dicapai oleh siswa. Oleh karena itu, segala aktivitas dan proses layanan BK harus mengarahkan siswa pada pencapaian kompetensi.
2. Program BK bersifat pengembangan (based on developmental approach), jadi tugas BK itu bukan hanya sebagai konselor. Tapi juga harus bisa membantu tumbuh kembang siswa agar menjadi pribadi yang mandiri melalui pengalaman-pengalaman belajar siswa.
3. Program BK melibatkan kolaborasi antar staf (team building approach), jadi agar program BK bisa bersifat komprehensif, sebagai konselor tugas kita tidak hanya menyediakan layanan langsung untuk siswa, tapi juga harus mampu dalam bekerja secara konsultatif dan kolaboratif dengan tim bimbingan yang lain, staf personil sekolah yang lainnya bahkan orangtua dan Masyarakat.
4. Agar layanan BK dapat terselenggara dengan terukur dan tepat sasaran, rangkaian program yang dibuat harus sistematis, baik dari perencanaan, desain, implementasi, evaluasi dan keberlanjutan.
5. Program BK ditopang oleh kepemimpinan yang kokoh. Faktor kepemimpinan ini diharapkan dapat menjamin akuntabilitas dan pencapaian kinerja program BK.
Jadi pada dasamya pendekatan dan tujuan layanan BK tidak hanya berkaitan dengan perilaku menyimpang dan bagaimana mencegah perilaku tersebut, melainkan juga berurusan dengan pengembangan perilaku efektif. Sudut pandang ini mengandung implikasi luas bahwa pengembangan perilaku yang sehat dan efektif harus dapat dicapai oleh setiap individu dalam konteks lingkungannya masing-masing. Dengan demikian, BK seharusnya lebih diarahkan pada upaya memfasilitasi individu agar menjadi lebih sadar terhadap dirinya, terampil dalam merespon lingkungan serta mampu mengembangkan diri menjadi pribadi yang bermakna dan berorientasi ke depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H