Lihat ke Halaman Asli

Ratnawati

Mahasiswa UINSA

Menyikap Sumber Konflik Antar Kelompok Agama

Diperbarui: 26 Juni 2023   18:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

MENYIKAP SUMBER KONFLIK ANTAR 

KELOMPOK AGAMA


        Ratnawati

(070402201074@uinsby.ac.id)


Konflik merupakan suatu interaksi yang terjadi dengan adanya ketidak seimbangan sehingga menyebabkan sebuah pertikaian yang terjadi antar kelompok atau perindividu dimana didalamnya mengandung sebuah  perbedaan, baik berupa ideologi dan tujuan.  Masing-masing mempunyai keinginan membela argumen yang di anggap benar dapat dikatakan sebagai bentuk fanatisme. Dalam kehidupan manusia dimana pun dan kapan pun selalu ada bentrokan sikap-sikap, pendapat-pendapat, prilaku-prilaku, dan tujuan, serta kebutuhan yang selalu mengarah terhadap perbedaan yang memicu perselisihan.  (Sabian Utsman, Dasar-dasar Sosiologi Hukum Makna Dialog antar Hukum & Masyakat (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,2009), h. 186)

 

Agama merupakan sistem kepercayaan dimana didalamnya melibatkan keyakinan pada entetitas supernatural yang dianggap berpengaruh terhadap tingak laku serta nilai-nilai kehidupan manusia. Agama juga dapat berperan terhadap dukungan sosial, serta memberikan suatu pemahaman tentang makna hidup. Namun, agama juga dapat menimbulkan konflik, sebenarnya dalam konflik agama bukan agama itu sediri melainkan pemeluk agama yang kurang memahami dari isi dogma-dogma agama. Atau juga dari pihak pemeluk yang memiliki kepentingan yang mana mengatas namakan agama.  

Adapun beberapa konflik agama yang pernah terjadi diantaranya, Moro Filipina (Islam dan Kristen), pembantaian umat muslim Rohingnya di Myammar, (Budha dan Islam), sedangkan konflik yang terjadi Indonesia yakni konflik Poso antara umat Islam dan Kristen, antar aliran agama (Sunni dan Syiah). 

Dengan adanya beberapa konflik yang mana di latar belakangi agama, maka perlu ditinjau sebara jauh agama dapat membantu interaksi yang baik hal ini menjadi sebuah tugas sebagai seorang yang pemeluk agama itu sendiri. Seperti argumen yang dikemukakan oleh, Soedjatmoko, harus dibedakan antara kekayaan khasanah, pikiran, dan kaidah-kaidah agama yang ada dalam kitab suci, atau buku agama, dengan kemampuan pemeluknya atau lembaganya untuk memegang peran peradaban, atau pengendali sejarah.(Lihat, Soedjatmoko, "Agama dan Hari Depan Umat Manusia", dalam Effendi, ed., Islam dan Dialog Budaya, Cet. I; Jakarta: Puspa Swara, 1994, h. 79.) Argument selanjutnya yakni Ghulam Farid Malik : Islam is religion of peace and justice, not permit extremism, violence or terrorism in all spheres of life. Sementara kedamaian, seperti dinyatakan John C.Raines, hanya bisa dicapai dengan bekerja untuk keadilan itu sendiri, If you want peace, work for justice.

Melihat beberapa spekulasi mengani konflik dan agama dapat kita ambil pengertian mengenai konflik agama merupakan sebuah benturan atau perselesihan antara individu ataupun kelompok yang timbul sebagai akibat dari perbedaan keyakinan, doktrin, nilai-nilai, atau praktik agama. Hal ini terjadi karena kurang atau ketidak mampuan dalam menafsirkan pesan yang terkandung pada kiatb suci.

Terjadinya sebuah konflik agama tentunya terdapat factor-faktor yang mendorong terjadinya konflik diantaranya, Pertama, adanya klaim kebenaran. Pertama, adanya klaim kebenaran, dalam suatu agama tentunya terdapat dakwa yang mana mengarah sebuah kebenaran dalam beragma. Hal tersebut tentunya tidak salah karena setiap agama memiliki sebuah hak dalam mempertahankan serta memperkuat ajaran ataupun iman dalam beragama. Namun dengan adanya klaim kebenaran dapat dampak terjadinya konflik jika pemeluk dan penyiar agama menyuarakan bahwa, seseorang yang tak sama agamanya merupakan orang yang salah dan boleh diperangi. Artinya kelompok yang memiliki ajaran salah menyalahkan, lebih condong ke eksklusivisme, fanatisme, sifat ini mendorong seseorang yang tidak seagama untuk masuk kedalam agamanya. Meski pelaku mengetahui tindakan mengajak untuk masuk agama dengan sebuah paksaan merupakan tindakan kyang salah, akan tetapi tetap dilakukan meskipun dijalur kriminal. Mengapa demikian dapat terjadi? Hal ini dapat terjadi karena terdapat doktrin agama yang didalamnya mengarah sebuh pahala. Selain iming-iming pahala oknum yang mencoba menyuarakan, juga menyelipkan beberapa kejadian historis agama yang membuat kelompok semakin memanas dan berujung dengan konflik.

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline