Lihat ke Halaman Asli

Computational Thinking di Jenjang SMK

Diperbarui: 5 Desember 2022   12:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dari tahun ke tahun Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi terus berbenah dalam kebijakan kurikulumnya. Di tahun ini sudah memasuki tahun ketiga dari kurikulum yang terbaru yaitu Kurikulum Merdeka Belajar. 

Pada kurikulum ini salah satu yang baru adalah adanya mata pelajaran Informatika. Sebenarnya mata pelajaran informatika ini bukan murni baru, tetapi perbaikan dari mata pelajaran Simulasi dan Komunikasi Digital pada kurikulum sebelumnya. Salah satu pokok bahasan yang terbaru di mapel ini adalah Computational Thinking (Berpikir Komputasional).

Computational Thingking adalah cara berpikir untuk menyelesaikan masalah, dimana masalah tersebut diuraikan menjadi beberapa bagian yang efektif dan efisien. Terdapat 4 tahap utama dalam konsep berpikir komputasional, yaitu Dekomposisi (memecah masalah kompleks menjadi sederhana), Pengenalan Pola (mencari pola atau persamaan tertentu dalam sebuah masalah), Abstraksi (melihat permasalahan, melakukan generalisasi, dan melakukan indentifikasi informasi untuk melihat informasi penting dan mengabaikan informasi yang kurang relevan), dan Algoritma (mengembangkan system, membuat daftar petunjuk dan langkah-langkah pemecahan masalah secara efektif dan efisien).

Pokok bahasan Computational Thinking terdapat dijenjang SD, SMP, dan SMA/SMK. Tentunya setiap jenjang memiliki perbedaan dalam penerapannya. Berdasarkan penjelasan Pak Herbert Siregar selaku Dosen Pamong PPG Daljab Kategori 2 2022 di LPTK UPI kelas Teknik Komputer dan Informatika (TKI) 003, pada jenjang SD peserta didik memakai TIK dan landasan berpikir komputasional untuk menerapkan dalam kehidupan sehari-hari (TEMATIK), dan dampak produk TIK ke diri peserta didik sendiri. 

Sedangkan untuk jenjang SMP penerapannya yaitu memanfaatkan teknologi, mengalami, mengidentifikasi mengenai konsep teknologi informasi, menghasilkan produk informatika sederhana dan memahami dampaknya ke dirinya sendiri dan sekitarnya. Sedangkan untuk jenjang SMA/SMK penerapannya yaitu menguasai aspek keilmuan, yaitu pemecahan masalah secara efisien dengan mendalami aspek keilmuan informatika yang lebih abstrak, yang diterapkan melalui produk digital dan aspek sosial.

Contoh dari penerapan berpikir komputational di jenjang SMK adalah pada mata pelajaran PKKWU peserta didik diminta untuk membuat produk makanan dari bahan dasar kentang dengan kemasan yang ramah lingkungan. Untuk tahap Dekomposisi peserta didik dapat mengelompokkan cara pengolahan masakan (goreng, rebus, bakar, atau panggang), menyiapkan alat dan memahami prosesnya. 

Tahap pengenalan pola yaitu mengetahui pola terkait pengolahan kentang jika digoreng membutuhkan waktu berapa, begitu seterusnya sampai proses panggang. Tahap Abstraksi yaitu pemilihan proses pengolahan kentang mau dijadikan goreng, rebus, bakar, atau panggang. Tahap Algoritma yaitu peserta didik membuat langkah-langkah berdasarkan proses yang telah dipilih. Berpikir komputasional ini berfungsi untuk membiasakan peserta didik untuk berfikir jauh kedepan secara efisien dan efektif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline