Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi. Menurut Badan Pusat Statistika (2013), terjadi peningkatan penduduk sekitar 1,2% atau sekitar 3 juta jiwa per tahunnya. Pertumbuhan penduduk yang tinggi tersebut mengakibatkan kebutuhan air bersih di Indonesia pastinya akan mengalami peningkatan. Namun peningkatan kebutuhan air bersih tersebut belum dapat terpenuhi karena terjadi penurunan kualitas air karena pencemaran lingkungan yang menyebabkan menurunnya penyediaan sumber air bersih seperti air sungai, waduk, dan danau. Pencemaran lingkungan yang terjadi didominasi oleh kegiatan domestik atau limbah cair rumah tangga yang dibuang langsung ke sungai tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu.Menurut Eriksson et al., (2003) 50-80 % total limbah rumah tangga adalah berupa grey water, fakta yang menunjukkan bahwa kuantitas limbah cair yang memiliki potensi untuk dimanfaatkan kembali namun belum mendapatkan perhatian yang lebih. Pengelolaan dan penggunaan kembali grey water di tingkat rumah tangga dapat menjadi sebuah alternatif solusi penyediaan air bersih. Oleh karena itu, perlu adanya penerapan teknologi yang mampu mengolah limbah cair rumah tangga/domestik sehingga dapat mengurangi pencemaran yang terjadi pada sungai sekaligus dapat menghasilkan supply air bersih yang dapat digunakan kembali oleh masyarakat.
G-WARS (Grey Water Recycle System) rancang bangun teknologi daur ulang limbah domestik untuk solusi penyediaan kebutuhan air bersih yang berkelanjutan, merupakan hasil dari Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM KC) yang diselenggarakan oleh DIKTI yang mampu menjawab permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya. Tim G-WARS berasal dari mahasiswa program studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya yang terdiri dari M. Reza Firmansyah (TEP 2012), Guntur Ibnu Haq (TEP 2012), Prieskarinda Lestari (TEP 2013), Ratnasita Alwiyah Uzla (TEP 2015) dan Rahmanda Lintang (TEP 2015) dengan dosen pembimbing Angga Dheta Shirajudim, S.Si M.Si.
Teknologi yang digunakan adalah dengan mengaplikasikan gabungan pengolahan secara biologis dan secara fisika. Kelebihan teknologi ini adalah pengoperasiannya mudah, lumpur yang dihasilkan sedikit, dapat digunakan untuk pengolahan air limbah dengan konsentrasi rendah maupun konsentrasi tinggi, tahan terhadap fluktuasi jumlah air limbah maupun fluktuasi konsentrasi, serta pengaruh suhu, ekonomis serta mampu meminimalisir beban pencemaran ke lingkungan mulai dari sumber limbah pertama (rumah tangga) sehingga tidak langsung ke lingkungan. Teknologi ini sangat cocok diaplikasikan pada masyarakat untuk mewujudkan sanitasi yang layak dan penyediaan air bersih yang berkelanjutan.
G-WARS mendaur ulang limbah cair domestik (grey water) menjadi air bersih kelas III. Parameter yang diperhatikan pada saat pengolahan adalah parameter BOD (Biological Oxygen Demand), TSS (Total Suspended Solid), Phosfat total, dan nilai kekeruhan (turbidity) yang merupakan parameter utama dalam pengolahan dan penyediaan air bersih berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air. Tujuan utama hasil pengolahan adalah pemenuhan kebutuhan air bersih kelas III.
Pada teknologi G-WARS ini, grey water sebagai influent akan dialirkan menuju bak penampung. Pada bak inigrey water akan ditampung dalam keadaan tertutup sehingga selain sebagai penampung, pada bak ini juga terjadi proses anaerob, dimana zat-zat polutan akan terdegradasi oleh bakteri-bakteri yang terdapat pada limbah tanpa adanya oksigen. Selanjutnya air akan dialirkan menuju reaktor aerob. Pada reaktor aerob digunakan proses biologis berupa aklimatisasi dan penumbuhan biofilm yang mampu mengolah influent secara biologis dan dibantu dengan aerasi agar meningkatkan proses penumbuhan biofilm dan menambah kandungan oksigen. Biofilm yang terbentuk merupakan bakteri aerob yang akan melekat pada media sarang tawon yang terbuat dari pipa PVC. Air pada bak reaktor aerob akan mengalir menuju bak selanjutnya, yaitu bak reaktor anaerob. Pada bak reaktor anaerob tidak diberikan suplai oksigen namun tetap menempatkan media pertumbuhan biofilm
Sehingga bakteri yang hidup adalah bakteri anaerob yang hidup secara melayang. Reaktor terakhir menggunakan proses fisika berupa proses filtrasi yang berfungsi untuk menyaringgrey water. Susunan filter pada reaktor ini ialah: ijuk, zeolit arang, ijuk dan pasir. Ijuk berfungsi untuk menyaring partikel yang tidak terlalu halus. Zeolit berfungsi untuk mengikat kation dalam air yang mengandung besi, zat aluminium dan magnesium. Arang berfungsi untuk menghilangkan bau, warna dan rasa. Pasir berfungsi untuk menyaring partikel halus. Efluent yang didapatkan berupa air bersih selama 12 jam, kemudian agar efluent yang dihasilkan lebih baik lagi kualitasnya, maka diterapkan proses secara sirkulasi, sehingga selama 24 jam diharapkan didapatkan air bersih yang mampu digunakan sesuai peruntukannya pada air bersih kelas III.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H