Lihat ke Halaman Asli

Ratnasari Alhamim318

Mahasiswa STAI Riyadhul Jannah

Komponen dalam Pembelajaran Sekolah Dasar pada Era Disrupsi

Diperbarui: 17 Januari 2024   14:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Di era desrupsi ini tidak dipungkiri teknologi dan informasi berkembang semakin cepat melalui media-media yang ada. Disrupsi juga dapat diartikan sebagai perubahan yang signifikan dalam segala bidang termasuk didalamnya ada dunia pendidikan. 

Dunia pendidikan selalu mengalami dinamika terutama di Indonesia. Karena mengikuti perkembangan yang ada maka pendidikan juga menyesuaikan dengan hal itu sehingga perkembangan tersebut dituangkan dalam kurikulum nasional Indonesia yang dipakai sekolah-sekolah sampai perguruan tinggi di Indonesia.

 Maka dari itu keterlibatan teknologi dan informasi menyebabkan peserta didik cepat dalam menerima informasi. Semua peserta didik memiliki media sosial yang mana melalui media sosial tersebut peserta didik dapat mengekspresikan perasaannya terhadap kondisi yang ia hadapi.

Melihat jaman sekarang untuk jenjang pendidikan dasar pun telah di sediakan media-media belajar berbentuk teknologi sehingga tidak dapat di pungkiri bahwa hampir rata-rata anak peserta didik memiliki handphone pribadi untuk di gunakan pembelajaran di kelas. Atas dasar pandangan era disrupsi, literasi memiliki fokus yang berbeda. Arahanya tidak lagi membaca dan menulis tetapi lebih menekankan literasi pada data, teknolgi, dan humanisme. 

Dengan literasi semacam itu, seseorang tatap muka bersanding dan bersaing dengan siapa pun tanpa merasa khawatir. Kaitanya dalam menyiapkan SDM yang berkualitas, perancanaan guru harus diintegrasikan dengan semangat literasi baru yang mampu memberikan ruang kepada peserta didik untuk melakukan lompatan ataupun perubahan pada dirinya. Untuk itu, pengembangan perangkat pembelajaran berbasis literasi baru pada era disrupsi perlu dilakukan.

Mengacu pada komponen perangkat pembelajaran, integrasi literasi baru diintegrasikan melalui sejumlah komponen yang dimilikinya, yakni kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi, model/metode, lembar kerja, media, dan evaluasi pembelajaran. Dengan integrasi literasi baru, peserta didik yang merepresentasikan generasi milenial akan semangat belajar di sekolah.

Dalam menghadapi era digital, kita perlu menjadikan teknologi sebagai alat untuk meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan dalam pembelajaran di kelas, sambil tetap memperhatikan dampak negatif yang mungkin akan timbul. Pada tahap mengenai pengajaran atau penyampaian materi pelajaran yang bisa diajarkan oleh guru dengan mudah biasanya akan mudah pula digantikan dengan teknologi. 

Kalau guru mengajarkan hanya menyampaikan materi yang tertulis di buku, maka tidak ada bedanya dengan internet. Bahkan informasi di internet jauh lebih banyak dan kaya, dimana anak-anak sekarang sudah bisa mencarinya sendiri tanpa bantuan guru. Namun, untuk mengubah kebiasaan mengajar bukan persoalan mudah. Selama ini segala macam hal mengenai pengajaran diatur dari pemerintah pusat. Pengajaran seolah-olah pekerjaan manual, padahal sebenarnya penuh dengan kreativitas, inovasi. Maka dari itu, harus ada perubahan aspek di semua ini. Jadi, tantangan yang sebenarnya adalah perubahan paradigma mengajar. Hal yang mudah biasanya akan mudah juga di otomasi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline