Berduka.. Indonesia kembali Berduka atas kejadian yang menimpa Kapal KRI NANGGALA-402. yang pada awalnya dikabarkan hilang kontak pada Rabu (22/04/2021) pada dini hari, saat hendak melakukan sebuah pelatihan penembakan di perairan utara pulau Bali. Diketahui Kapal selam ini membawa 53 awak kapal yang terdiri atas 49 orang anak buah kapal, 3 personel bersenjata, dan seorang komandan satuan.
Yudo mengatakan, bahwa awal tenggelam kapal selam ini akibat dari faktor alam bukan lah faktor dari Human eror, mati listrik/ black out. Namun tetap saja faktor penyebab tenggelamnya kapal ini harus ditindak lanjuti agar lebih dapat mudah untuk dipastikan penyebabnya, dengan cara pengangkatan badan kapal yang ditemukan dalam keadaan terpecah belah menjadi tiga bagian tersebut. selain faktor tersebut terdapat dugaan yang menyatakan bahwa kapal tersebut mengalami keretakan besar sehingga dapat berpotensi secara cepat air masuk kedalam bagian kapal tersebut.
Berbagai Negara berbondong-bondong ingin melakukan segala upaya untuk membantu Indonesia dalam melakukan pencarian kapal tersebut, seperti; Singapore, Malaysia yang akhirnya dikerahkan untuk melakukan proses pencarian kapal selam tersebut. Setelah 4 hari akhirnya kapal tersebut di temukan, Para tim berhasil menemukan beberapa bagian kapal berupa; kemudi vertikal belakang, jangkar, baju keselamatan awak kapal dan telah di temukan juga bagian lainnya. Kapal ini ditemukan oleh para tim dengan kondisi bentuk kapal yang terbelah menjadi tiga bagian, kapal inipun ditemukan berada pada kedalaman 838 meter dari permukaan dasar laut, dan sudah dipastikan bahwa semua prajurit gugur, kabar ini pun sangat memilukan dan memberi luka yang amat sangat dalam bagi Indonesia dan keluarga yang ditinggalkan.
Dalam peristiwa ini jika dikaitkan dengan Manajemen risiko ISO 31000, bisa dilakukan dengan memulai untuk mengidentifikasi risiko-risiko yang muncul nantinya, lalu menganalisis untuk mencari tau apa saja penyebab-penyebab yang atau sumber risiko, setelah itu mencari tahu apakah ada konsekuensi-konsekuensi yang akan terjadi terkait hal yang sedang di identifkasi, kemudian di evaluasi risiko, apakah semua proses tadi sesuai, , lalu melihat apakah penyebab risiko itu bisa menjadi suatu hal yang valid atau malah lebih menjadi suatu hal yang musti di waspadai atau dihindari . setelah itu bisa dilakukannya perlakuan risiko, yang dimana proses ini adalah proses memodifikasi risiko tersebut bisa dengan dikurangi atau bahkan dihilangkan sekalipun.
Dari kejadian peristiwa ini adapun cara yang bisa dilakukan untuk memitigasi risiko dengan melakukan pengecekan atau pemeriksaan rutin pada mesin kapal tersebut, karena seperti yang kita ketahui bahwa kapal KRI Nanggala ini sudah beroperasi sangat lama yang telah diperkirakan sudah selama 42 tahun beroperasi, perlu juga sebagai bagian operasional melihat atau memperhatikan faktor-faktor alam apa saja yang akan terjadi selama kapal beroperasi, apakah harus ada pembaruan mesin kapal atau yang lainnya, semua butuh untuk di sosialisasikan sehingga menghindari atau meminimalisir adanya risiko kejadian yang akan terulang kembali.
RL
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H