Lihat ke Halaman Asli

Ratna Kumala

Mahasiswa IPB

Mahasiswa KKNT-I IPB Mengajak Masyarakat Desa Bojongkoneng Memanfaatkan Limbah Menjadi Kompos

Diperbarui: 24 Juli 2023   20:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Mahasiswa IPB yang sedang melakukan Kuliah Kerja Nyata Tematik Inovasi (KKNT-I) di Desa Bojongkoneng, Kecamatan Kandangserang, Kabupaten Pekalongan melaksanakan berbagai program kerja di bidang pertanian salah satunya memperkenalkan cara pemanfaatan limbah jerami padi dan limbah rumah tangga menjadi pupuk kompos kepada masyarakat. 

Pertanian dalam pelaksanaanya membutuhkan pupuk sebagai komponen yang penting untuk menunjang produktivitas tanaman. Ketersedian pupuk mutlak  diperlukan untuk mendapatkan hasil produksi yang tinggi, namun sekarang ini  petani dihadapkan kepada kelangkaan serta tingginya harga pupuk yang beredar dipasaran. 

Masalah tersebut bisa diatasi dengan menggunakan pupuk organik  berupa kompos yang berasal dari limbah pertanian dan limbah rumah tangga.

Pemanfaatan hasil sisa panen padi oleh masyarakat Desa Bojongkoneng masih sangat minim. Biasanya para petani membakar atau membuang jerami ke luar petakan sawah. Selain itu, limbah rumah tangga juga masih sering ditemukan di area sungai akibat tidak adanya pengangkutan sampah oleh pemerintah. 

Melihat hal tersebut, tim KKNT-I IPB mengadakan penyuluhan sekaligus demonstrasi pemanfaatan limbah pertanian jerami padi dan limbah rumah tangga menjadi pupuk kompos yang hasilnya dapat digunakan untuk mengembalikan kesuburan tanah dan meningkatkan produktivitas sawah. Kompos jerami adalah bahan yang sangat potensial untuk meningkatkan kandungan bahan organik di tanah sawah, begitu juga kompos dari limbah organik. 

Kegiatan sosialisasi dan demonstrasi pembuatan pupuk kompos dilakukan hampir di semua dusun, yaitu Dusun Harjosari, Dusun Bojongkoneng, Dusun Karangtuang. dan Dusun Karanggondang. Kegiatan diawali dengan pemberian selembaran materi yang sebelumnya sudah di-print kepada masyarakat. Selanjutnya pengenalan alat dan bahan yang digunakan serta penjelasan fungsi setiap bahan kepada masyarakat.  Alat yang digunakan untuk pembuatan kompos dari limbah jerami adalah bambu untuk bak kompos serta terpal sebagai penutup. 

Bahan yang digunakan yaitu jerami, kotoran hewan, EM4 , kapur tohor, urea, air dan gula. Penambahan urea sebagai pemerkaya pupuk kompos dapat meningkatkan kandungan nitrogen dan menurunkan rasio C/N. Penggunaan urea sebagai sumber nitrogen yang bertujuan untuk menekan pertumbuhan jamur serta meningkatkan kadar nitrogen untuk mensuplai kebutuhan bagi mikroba. Gula digunakan sebagai sumber energi mikroorganisme. 

Fungsi dari penambahan kapur tohor/dolomit adalah untuk meningkatkan pH. Nilai pH dibawah optimal  menyebabkan aktivitas  mikroorganisme sedikit terhambat. Kotoran hewan berfungsi untuk menambah jumlah mikroorganisme, nitrogen, dan karbon sekaligus, akan mempercepat suatu mikroorganisme dalam merombak bahan kompos.

Selanjutnya dilakukan demonstrasi pembuatan kompos dengan bahan dasar jerami, yaitu pertama dengan membuat larutan EM4 dengan air dan gula yang nantinya akan disiram ke atas jerami. Setelah itu, dibuat tumpukan yang terdiri dari jerami, urea, kotoran hewan, siraman larutan EM4, dan kapur tohor/dolomit. 

Tumpukan tersebut dibuat hingga 4 lapisan. Setelah itu, tumpukan ditutup rapat oleh terpal kemudian secara berkala setiap seminggu sekali diaduk dan di tunggu sampai matang sekitar 9 minggu. Ciri - ciri kompos matang adalah berwarna hitam/coklat, berbutir/teksturnya halus, bahan asal sudah tidak dikenali lagi dan berbau tanah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline