Lihat ke Halaman Asli

Rupiah Menguat, Tekan Inflasi

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12989527001192440668

Rupiah Menguat, Tekan Inflasi

Nilai tukar rupiah mengalami penguatan signifikan di tahun 2011, kemarin Senin (28/2) pada penutupan pasar, pergerakan nikai tukar rupiah menjadi Rp 8.823 per USD. Yang sebelumnya rupiah pernah berada di angka mendekati 9.000 per dolar AS.

Mencermati perubahan positif ini, tentunya penguatan rupiah adalah hal yang bagus dan bisa dinilai sebagai salah satu antisipasi adanya potensi krisis ekonomi, bilamana inflasi februari diprediksi tinggi.

Adanya penguatan rupiah ini membawa sedikit angin segar’ karena bisa berdampak menekan angka inflasi, dan meminimalisasi dampak imported inflation, dimana harga barang-barang impor menjadi murah. Namun dampak lain dari fluktuasi penguatan rupiah yang terlampau tajam, bisa menggangu ekspor. Oleh karenanya, Bank Indonesia perlu menjaga kestabilan rupiah. Hal ini penting, karena jika rupiah dibiarkan menguat terlalu tajam, dampak buruk bagi produk manufaktur dalam negeri.

Sementara itu, penguatan rupiah juga berpengaruh baik terhadap Indeks harga saham gabungan (IHSG) yang berhasil mengawali pekan ini dengan positif, selain itu hal ini juga pengaruh dari menguatnya bursa regional.Angka indeks kemarin ditutup menguat 26,81 poin (0,78 %) ke level 3.470,34. Sedangkan indeks LQ45 naik 6,32 poin (1,04 %) ke 614.01.

Siang ini, data Inflasi februari akan dirilis. Menurut Plt Kepala Badan Kebijakan Fiskal Bambang Brodjonegoro, pemerintah menilai tekanan inflasi berkurang dengan menurunnya harga beberapa kebutuhan pokok khususnya beras, dengan prediksi laju inflasi yang sedikit melunak di kisaran 0,2-0,4%.

Hal ini pun selaras dengan ekonom Tony Prasetiantono yang memperkirakan, inflasi Februari ini akan berada pada kisaran 0,2-0,3%. Rendahnya angka inflasi tersebut dipicu oleh harga komoditas pangan yang mulai mereda.

Mengutip dari apa yang disampaikan Tony , jika inflasi Januari 2011 berada pada level 0,89% dengan pemicu utama harga beras dan cabai yang masing-masing menyumbang 0,11%. Maka pemicu inflasi Februari ini adalah kenaikan harga minyak dunia yang menembus US100 per dolar AS “Minyak dunia yg naik di atas US$100 per barrel juga menyumbang inflasi, meski kecil, karena masih ada BBM bersubsidi,” pungkasnya.

Well, kita tunggu saja kabar rilis inflasi terbaru hari ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline