Penemuan sinar-X pada akhir abad ke-19 (November 1895) menunjukkan hal tersebut, teknologi nuklir bukanlah hal baru dalam dunia medis. Pembangkit listrik tenaga nuklir Indonesia didirikan tak lama setelah adiois atom pertama dioperasikan. Pada tahun 1965 dan hingga saat ini kegiatannya telah memberikan kontribusi penting dalam bidang medis. Aktivitas ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir di bidang ini semakin meningkat terhadap berbagai teknologi proses, analisis, instrumentasi dan instrumentasi, serta pembuatan alat kesehatan berupa sediaan adioisotope dan produk radiofarmasi.khususnya di bidang kedokteran energi nuklir, dijelaskan dalam artikel.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat, begitu pula bidang penerapannya Radioisotop. Selain yodium-131 (131I), fosfor-32 (32P) dan teknesium-99m (99mTc), Reaktor Bandung saat itu mampu menghasilkan beragam produk radioisotope biasa digunakan untuk tujuan penelitian dan pengembangan, serta aplikasi a.l. di bidang pertanian, peternakan, hidrologi, adioiso, pendidikan, seperti Natrium-24 (24Na), Kromium-51 (51Cr), Seng-65 (65Zn) dan Brom-82 (82Br) (1). Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), sebagai organisasi dengan kapasitas di bidang teknologi nuklir di Indonesia, radiofarmasi dan adioisotope, benih unggulan di lapangan pertanian, peralatan adioisoto, layanan pengujian non-destruktif, dll.
Obat yang perlu dipelajari secara umum dicirikan oleh adioisotope serupa, seperti tritium, karbon-14, fosfor-32, sulfur-35, nitrogen-15, atau yodium-131,membentuk senyawa yang diberi label kadar kemurnian radiokimia lebih besar dari 90%, serta karakteristiknya kimia atau biologi,Energi nuklir dalam studi parameter farmakokinetik, khususnya VCO (virgin Coconut Oil) dianggap sebagai bahan alami oleh masyarakat dapat mengobati beberapa penyakit khusus infeksi, kurkumin dikenal sebagai pelindung hati, dan streptokinase rekombinan seperti trombolitik, dimulai dengan proses diberi label dengan isotop radioaktif yodium-131.
Selain bidang radiologi yang merupakan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir yang telah diterapkan sejak lama, Ilmu kedokteran nuklir dikembangkan di Indonesia oleh Prof.dr.Luhulima, seperti disebutkan sebelumnya, juga menggunakan sumbernya radiasi. Studi kedokteran nuklir in vivo dapat memberikan informasi yang berguna visual atau tidak, animasi, serial atau statis.kualitatif atau kuantitatif, secara morfologi dan fungsional, sambil belajar secara in vitro, dalam hal ini RIA (Radio Immunoassay) dan IRMA (Radioimmunoassay), dapat memberikan informasi yang akurat mengenai kandungan komponen endogen organisme, khususnya di bidang hematologi, imunologi dan endokrinologi seperti a.l. Di atas menentukan kadar hormon tiroid, pertumbuhan dan reproduksi.
Termasuk produk alami berlabel yodium radioaktif 131 memiliki kemurnian radiokimia yang tinggi yaitu kaleng 131I-VCO, 131I-NK dan 131I-SKA digunakan untuk penelitian biodistribusi, farmakokinetik, pembersihan darah dan lain-lainnya. Jadi waktu langkahnya penelitian di bidang penemuan dan pengembangan obat baru seringkali membutuhkan waktu peralatan dan biaya yang lama dan rumit tinggi, dapat dipersingkat dan disederhanakan menggunakan sinar radioaktif dipancarkan oleh senyawa yang diberi label. Dengan demikian, perlunya mengoptimalkan aplikasi nuklir Nuklir dalam Bidang Kesehatan Pengembangan Obat Alami agar dapat digunakan secara efektif dan efisien.