Indonesia terus bersaing dengan masyarakat intenasional dalam kancah globalisasi yang semakin kompetitif. Untuk meraih sukses dan kemakmuran, kekayaan alam yang dimiliki Indonesia tidak akan cukup tanpa memiliki kualitas sumber daya manusia yang mumpuni.
Karena itu, menjadi tugas negara untuk menyelenggarakan pendidikan dasar dan menengah yang berkualitas dan dapat melayani anak didik dengan adil dan merata di seluruh pelosok negri.
Untuk itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengusung suatu konsep baru nan jitu, Sitem zonasi sekolah yang baru diperkenalkan pada tahun ajaran baru 2018/2019 yang sempat membuat heboh para murid bersama dengan orang tua mereka.
Untuk membahas hal tersebut, pada Senin, 6 Agustus lalu, Kompasiana bekerja sama dengan Kemendikbud mengadakan acara ngobrol sore menjelang malam dengan tema Optimisme Menguatkan Pendidikan dan Memajukan Kebudayaan Indonesia.
Sayang, pak Menteri berhalangan hadir karena mendadak harus ada acara lain. Dalam acara ini Mendikbud Muhadjir Effendy diwakili Ari Santoso selaku Kepala Biro Komunikasi Kemendikbud. Acara yang dimlai dengan makan malam ini bertempat di Kantor Kemendikbud di kawasan Sudirman, Jakarta Selatan.
Sistem zonasi yang diterapkan mulai tahun ini memiliki banyak tujun yang sangat baik. Dengan diterapkannya sistem zonasi, diharapkan terciptanya pemerataan akses pendidikan , mendorong kreativitas pendidikan dalam kelas yang heterogen, serta mendekatkan lingkungan sekolah dengan peserta didik,.
Selain itu, sistem zonasi juga dapat menebus dosa masa lampau, yatu sekolah favorit dan ekslusivitas serta sistem kasta yang timbul di antara sekolah yang tergolong favorit dengan siswa kaya dan sekolah-sekolah lainnya. Singkatnya pemerataan kualitas pendidikan akan lebih muda terwujud.
Penerapan sistem zonasi yang baru pertama kali diadakan ini memang masih banyak mengalami kendala. Antara lain adalah terganggunya server ataupun gangguan teknis lainnya yang menimbulkan salah pengertian dan sedikit insiden di beberapa sekolah.
Bukan Cuma itu. Praktek suap dan jual beli kursi juga konon masih ada di beberapa tempat. Namun secara umum, penerapan sistem zonasi sudah berjalan cukup baik.
Walaupun begitu , masih banyak keluhan dari orang tua murid yang terbiasa dengan sistem lama dan mengharapkan anaknya masuk di seolah favorit. Sistem zonasi ini seakan-akan menafikan kecerdasan dan kegemilangan akademik yang pernah dikejar oleh para siswa.