Jalan-jalan memang sudah menjadi hobby saya. Dan kali ini garis tangan membawa diri ini ke Baku, ibu kota Republik Azarbaijan yang merupakan salah satu negara pecahan Uni Soviet yang terletak di Kaukasus, tepat di tepi Danau Kaspia. Ini merupakan negara Kaukasus kedua yang saya kunjungi setelah Georgia sekitar 4 tahun yang lalu.
Cuaca Kota Baku lumayan dingin di akhir bulan November. Namun tidak menghalangi niat untuk menjelajah kawasan kota tua Baku yang bernama Icheriseher. Kawasan yang menyimpan sejarah lama kota ini sejak jaman para Khan di abad lampau. Sebuah kawasan dimana kita bisa melihat sejarah panjang negri berpenduduk muslim terbanyak di Kaukasus ini.
Perjalanan dimulai dengan naik metro, yaitu kereta bawah tanah dari stasiun 28 May menuju ke stasiun Icheriseher. Sebagaimana konstruksi metro di negara-negara eks Soviet, metro di Baku juga dibangun cukup dalam di bawah permukaan tanah. Akhir 2017 lalu sekaligus menandakan HUT ke 50 Metro di Baku. Oh yah untuk naik metro dan bus di Baku tidak bisa pakai uang tunai, melainkan harus pakai kartu elektronik bernama BakiKart.
Kawasan Icheriseher sendiri cukup luas dan memiliki banyak tempat menarik untuk dikunjungi. Asyiknya untuk kesana harus ditempuh dengan berjalan kaki, karena jalan-jalan di kota tua ini terbuat dari batu, sempit, dan memang lebih diperuntukan untuk pejalan kaki, walau sekali-kali saya sempat melihat kendaraan bermotor.
Untuk itu, sudah disiapkan "Geliga Krim" di dalam tas sebagai persiapan berjuang jalan kaki beberapa kilometer menjelajah ikon wisata kota tua Baku. Singkatnya perjalanan ini harus menyenangkan, menginspirasi, mencerahkan dan tentunya bebas pegal.
Sesampainya di stasiun Icheriseher. Jelajah kota tua pun dimulai. Kebetulan lokasi stasiun ini tepat di luar tembok kota tua. Sebelum langsung masuk ke kota tua, kami menyusuri Istiqlaliyat Street yang dipenuh dengan gedung-gedung tua peninggalan jaman Soviet. Sangat nyaman untuk berjalan kaki disini karena kaki lima nya lebar dengan pepohonan yang rindang. Nih saya mejeng dulu sebentar.
Banyak gedung tua yang cantik seperti "Iqtisad Universiteti" atau 'Azerbaijan State University of Economics'. Dan 'Azerbaijan National Academy of Sciences". Di sini juga terdapat banyak monumen dan tugu yang menceritakan sejarah Azerbaijan seperti sebuah monumen bertuliskan "Istiqlal Beyannamesi "atau "Declaration of Independence".
Kami terus berjalan sambil mengagumi gedung-gedung era Soviet ini. Dan akhirnya tiba di salah satu taman yang berada di dekat tembok kota tua lengkap dengan pintu gerbang yang bernama Qosha Qala Qapisi. Di sini terdapat sebuah lapangan dengan sebuah patung besar.
Memasuki kota tua, kami berjalan perlahan sambil menikmati panorama yang indah menawan sementara dimensi waktu seakan-akan kembali ke beberapa abad lampau.
Banyak tempat menarik yang sempat dikunjungi. Salah satunya adalah Shirvansahs Palace, sebuah istana tua dari sekitar abad ke 12. Sementara kerjaan Shirvan sendiri didirikan sekitar abad ke 6. Di kompleks istana ini terdapat masjid, makam, pemandian, dan juga benteng yang indah dengan arsitekturnya yang khas.
Selepas melihat-lihat istana, tidak lupa paha dan betis di lumuri dengan "Geliga Krim" untuk membuatnya tetap hangat dan melancarkan aliran darah. Sehingga walaupun sudah jalan beberapa kilometer, tetap penuh semangat dan bebas pegal menjelajah kota tua Baku.