Lihat ke Halaman Asli

Ratna Dewi

Ibu rumah tangga senang jalan-jalan dn kuliner

Bersama Geliga Krim Berkelana di Kota Tua Icheriseher di Baku

Diperbarui: 4 Januari 2018   08:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.pribadi

Jalan-jalan memang sudah menjadi hobby saya. Dan kali ini garis tangan membawa diri ini ke Baku, ibu kota Republik Azarbaijan yang merupakan salah satu negara pecahan Uni Soviet yang terletak di Kaukasus, tepat di tepi Danau Kaspia. Ini merupakan negara Kaukasus kedua yang saya kunjungi setelah Georgia sekitar 4 tahun yang lalu.

Cuaca Kota Baku lumayan dingin di akhir bulan November. Namun tidak menghalangi niat untuk menjelajah kawasan kota tua Baku yang bernama Icheriseher. Kawasan yang menyimpan sejarah lama kota ini sejak jaman para Khan di abad lampau. Sebuah kawasan dimana kita bisa melihat sejarah panjang negri berpenduduk muslim terbanyak di Kaukasus ini.

Dok.pribadi

Perjalanan dimulai dengan naik metro, yaitu kereta bawah tanah dari stasiun 28 May menuju ke stasiun Icheriseher. Sebagaimana konstruksi metro di negara-negara eks Soviet, metro di Baku juga dibangun cukup dalam di bawah permukaan tanah.   Akhir 2017 lalu sekaligus menandakan HUT ke 50 Metro di Baku. Oh yah untuk naik metro dan bus di Baku tidak bisa pakai uang tunai, melainkan harus pakai kartu elektronik bernama BakiKart.

Kawasan Icheriseher sendiri cukup luas dan memiliki banyak tempat menarik untuk dikunjungi. Asyiknya untuk kesana harus ditempuh dengan berjalan kaki, karena jalan-jalan di kota tua ini terbuat dari batu, sempit, dan memang  lebih diperuntukan untuk pejalan kaki, walau sekali-kali saya sempat melihat kendaraan bermotor.

Untuk itu,  sudah disiapkan "Geliga Krim" di dalam tas sebagai persiapan berjuang jalan kaki beberapa kilometer menjelajah ikon wisata kota tua Baku. Singkatnya perjalanan ini harus menyenangkan, menginspirasi, mencerahkan dan tentunya bebas pegal.

Dok.pribadi

Sesampainya di stasiun Icheriseher. Jelajah kota tua pun dimulai. Kebetulan lokasi stasiun ini tepat di luar tembok kota tua. Sebelum langsung masuk ke kota tua, kami menyusuri Istiqlaliyat Street yang dipenuh dengan gedung-gedung tua  peninggalan jaman Soviet. Sangat nyaman  untuk berjalan kaki disini karena kaki lima nya lebar dengan  pepohonan yang rindang. Nih saya mejeng dulu sebentar.

Dok.pribadi

Banyak gedung  tua yang cantik seperti "Iqtisad Universiteti" atau 'Azerbaijan State University of Economics'. Dan 'Azerbaijan National Academy of Sciences".  Di sini juga terdapat banyak monumen dan tugu yang menceritakan  sejarah Azerbaijan seperti sebuah  monumen bertuliskan "Istiqlal Beyannamesi "atau "Declaration of Independence".

Kami terus berjalan sambil mengagumi gedung-gedung era Soviet ini. Dan akhirnya tiba di salah satu taman yang  berada di dekat  tembok kota tua lengkap dengan pintu gerbang yang bernama Qosha Qala Qapisi. Di sini terdapat sebuah lapangan dengan sebuah patung besar.

Dok.pribadi

Memasuki kota tua, kami berjalan perlahan sambil menikmati panorama yang indah menawan sementara dimensi  waktu seakan-akan  kembali ke beberapa abad lampau.

Dok.pribadi

Banyak tempat menarik yang  sempat dikunjungi. Salah satunya adalah Shirvansahs Palace, sebuah istana tua dari sekitar abad ke 12. Sementara kerjaan Shirvan sendiri  didirikan sekitar abad ke 6. Di kompleks istana ini terdapat masjid, makam, pemandian, dan juga benteng yang indah dengan arsitekturnya yang khas.

Dok.pribadi

Selepas melihat-lihat istana, tidak lupa paha dan betis di lumuri dengan "Geliga Krim" untuk membuatnya tetap hangat dan melancarkan aliran darah. Sehingga walaupun sudah jalan beberapa kilometer, tetap penuh semangat dan bebas pegal menjelajah kota tua Baku.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline