Lihat ke Halaman Asli

Ratna Dewi

Ibu rumah tangga senang jalan-jalan dn kuliner

Menjenguk 'Piaraan' Pak Jokowi di Istana Bogor

Diperbarui: 30 Juli 2017   14:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi

Mentari baru saja menampakan sinar ketika kereta komuter yang saya tumpangi melesat menuju ke selatan. Kearah stasiun Bogor. Penumpang lumayan ramai namun tetap nyaman karena kereta yang penuh adalah yang arah ke Jakarta. Sekitar pukul 7.30 kereta pun merapat di stasiun Bogor.

Dokumentasi pribadi

Setelah sediit celingak-celingut akibat tata letak stasiun Bogor yang tidak manusiawi, akhirnya ketemu juga dengan Mbak Muthia di Taman Topi. Itu tuh taman yang bangunannya mitip topi tepat di sebelah stasiun Bogor.  Sejenak menunggu beberapa teman lain, baru kita semua meluncur ke Balai Kota Bogor dimana ribuan orang sudah menunggu dengan sabar untuk ikut program Istura, yaitu Istana untuk Rakyat.

Dokumentasi pribadi

Berulang kali panitia membacakan peraturan bagi peserta. Yang pakai jeans, sendal jepit, kaos oblong, tidak boleh ikut. Hape, tas,kamera, kunci mobil yang pakai remote dan segala benda dari logam tidak boleh dibawa ke istana. Panitia juga tidak menyediakan titipan. Hasilnya,  satu teman harus berkorban jadi tukang penitipan tas selama rombongan Click Kompasiana bertandang ke istana.

Dokumentasi pribadi

Sekitar pukul 9.30 antrian kami mulai bergerak. Menyebrang jalan langsung menuju halaman istana Bogor yang halamannya luas dan besaaaaaar sekali.  Sebelum masuk pengawal kembali memeriksa seluruh badan dan tubuh termasuk digrepe-grepe, Kalau-kalau masih ada yang menyembunyikan hape. Pasti deh disita, Untungnya semua anggota rombongan kami tidak ada yang bawa jin. Lancar semua masuk ke halaman istana.

Dokumentasi pribadi

Yang pertama dilakukan adalah foto di lapangan depan istana. Bayar loh karena sudah disediakan fotografernya. Mungkin ini salah satu alasan kenapa tidak boleh bawa hape selain alasan sekuriti. Lumayan rombongan difoto sambil bergaya di depan istana rame-rame.

Setelah itu, kita semua berdiri manis bersama rombongan anak sekolah berseragam pramuka sambil dijelaskan oleh petugas tentang sejarah istana bogor. Dibangun pada tahun 1745 oleh gubernur jendral Belanda Van Imhof dan dinamakan Pesanggrahan Buitenzorg yang artinya tidak galau he he. Sejak itulah Bogor mendapat nama Belanda Buiten Zorg.

Lalu dijelaskan juga kalau Pak Jokowi itu suka sekali memelihara hewan. Di istana ini ada berbagai jenis hewan piaraan Pak Jokowi. Yang pertama tentu saja rusa tutul. Tapi ini warisan sejak jaman Daendles yang pada awal abad ke 19 menjadi Gubernur Jendral dan membawa 6 pasang rusa yang sekarang sudah berkembang biak menjadi lebih dari 600 ekor.

Lalu adalagi kambing, piaran pak Jokwi yang bulan Maret lalu sempat beranak dan disiarkan oleh presiden melalui vlog. Juga ada kuda Sumba yang baru didapat sebagai hadiah hasil kunjungan ke Sumba. Selain itu di kolam istana juga banyak biawak. Sementara kodok piaraan Jokowi sekarang terpaksa dititipkan di Kebun Raya. Pasalnya kodok yang dipiara di kolam istana habis dimakan biawak? Demikian keterangan salah seorang pengawal istana.

Pada saat rombongan jalan-jalan ke bagian belakang halaman istana, kita sempat ketemu dengan dua ekor kambing yang sedang bermain di halaman. Juga tampak di kejauhan dua ekor kuda. Sayangnya tidak diperbolehkan mendekat ke kuda tersebut.

Kunjungan ke istana atau tepatnya ke halaman istana dan cuma ngintip ruangan-ruangan istana ini berlanjut dengan mengunjungi museum kenegaraan dimana terdapat patung enam presiden sebelum Jokowi.

Hari semakin siang, sekitar pukul 11 kami meninggalkan istana lewat Kebon Raya Bogor di dekat Makam Belanda dan kemudian berjalan kembali menuju Balai Kota untuk mengambil tas dan barang-barang yang dititipkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline