Sejak kecil, saya sudah berteman dengan minyak kayu putih. Bentuk dan kemasannya bisa bermacam-macam, tetapi aromanya tetap memberikan kesegaran , kehangatan, dan perlindungan yang menimbulkan suasana ceria dan riang. Bahkan menurut ibu dan nenek, minyak kayu putih sudah menemani dan melindungi saya sejak bayi.
Karena itu , hampir wajib hukumnya bagi saya untuk selalu menyediakan minyak kayu putih dimanapun berada. Untungnya kemasan botol dan ukuran minyak kayu putih juga disesuaikan untuk segala tempat dan keperluan. Untuk di rumah atau kantor, kita bisa ditemani oleh ukuran botol yang agak besar. Sedangkan untuk di perjalanan atau wisata, ukuran yang kecil tentu lebh nyaman dan praktis untuk dibawa kemana-mana.
Dengan keyakinan ini, berwisata ke berbagai tempat di manca negara dengan keadaan cuaca dan suhu yang bervariasi, akan tetap dapat menikmati perjalanan berkat perlindungan yang diberikan minyak kayu putih.
Salah satu aroma favoritku adalah “ekaliputus”, yang merupakan wewangian khas minyak kayu putih yang menghangatkan di kala cuaca agak sedikit sejuk atau dingin. Bila cuaca sedikit berangin atau pun dingin, maka cukup dioleskan beberapa tetes minyak ini di dada, hidung , dan pelipis. Dalam hitungan detik saja, dada terasa hangat, hidung terasa ada lapisan tameng yang melindungi, dan rasa pusing di pelipis langsung sirna.
Beberapa saat lalu, kebetulan saya sempat berwisata ke Jepang. Walau belum masuk musim dingin, namun tetap saja cuaca di Jepang berbeda dengan cuaca di tanah air yang selalu hangat. Banyaknya kegiatan jalan-jalan dari pagi, siang , bahkan kadang-kadang sampai sore dan malam membuat tubuh lumayan lelah dan pertahanan pun melemah.
Untungnya , minyak kayu putih aromatherapy “ekaliptus” ukuran kecil selalu menemani. Sewaktu berjalan-jalan ke kawasaan Kamakura , dimana terdapat Daibutsu atau “The Great Buddha of Kamakura”, yang letaknya sekitar 90 menit naik kereta api dari pusat kota Tokyo, saya sempat merasa kurang enak badan. Mungkin akibat kelelahan setelah di hari sebelumnya berkeliling kota Tokyo. Berkat olesan minyak kayu putih, saya tetap merasa hangat dan akhirnya dapat menikmati jalan-jalan di tempat yang indah dan bersejarah ini.
“Wah, kaya bayi saja nih, kemana-mana bawa minyak kayu putih”, mungkin kita sering mendengar komentar teman atau saudara yang kurang mendukung. Namun kalau dibandingkan manfaat dan perindungan yang diberikan minyakkayu putih, tentunya komentar tersebut dapat dianggap sebagai nyanyian yang merdu. Apalagi sekarang sudah tersedia minyak kayu putih aromatherapy dalam berbagai wewangian: aroma green tea untuk rasa lebih segar , aroma rose untuk meningkatkan semangat kerja, aroma lavender untuk memberikan rasa tenang serta relaksasi , dan tentu saja aroma favorit ekaliptus yang memberikan kehangatan.
Bukan hanya sewaktu jalan-jalan ke Jepang saya membawa minyak kayu putih,cap lang tetapi ke tempat-tempat lain yang selalu menarik untuk dikunjungi seperti kota yang tidak pernah tidur, New York dan bahan ketika berkelana ke hutan-hutan di Afrika.
Kehangatan dan aroma menjadi satu bersama minyak kayu putih aromatherapy dan nikmatilah wisatamu!
Jakarta, November 2016
Foto-foto: dokumentasi pribadi