Lihat ke Halaman Asli

Aku, Perempuan dengan Beban Masa Lalu

Diperbarui: 19 Januari 2019   20:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: rd.com

Kubuka jendela sore ini, mencari wajahmu di segenap penjuru langit. Bukankah kemaren aku merasa sudah menyingkirkanmu, namun rona senja berhasil mengkekalkan kerinduanku padamu. 

Sore ini mendung, aku belajar mencintainya, supaya aku bisa bercerita tentang kelamnya warna abu abu, sekelam ingatanku tentangmu. Kisah kita tak ada ujung, tapi aku kerap mengunjungimu dalam mimpi dini hari.

Aku harus berjalan lebih jauh lagi, supaya aku menerima kehilangan. Tapi kemana aku harus berjalan, aku tidak ingin ke stasiun sore ini karena lengking peluitnya sering mengabarkan ingatan kedatanganmu.

Selembar daun musim gugur tak kuasa melawan angin, melayang jatuh di atas rambut kusutku. Lihatlah, aku terus berjalan dengan ingatan haram tentangmu. 

Kamu adalah beban masa lalu.

Madiun, hujan ke 19 di Januari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline