KARYA ILMIAH
KERAJINAN ANYAM TIKAR SEBAGAI PELESATARIAN KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT REKAS, KABUPATEN MANGGARAI BARAT
OLEH
RATNA TONGAE, S.Pd.SD
PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA KABUPATEN MANGGARAI BARAT
TAHUN 2020
BAB I PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara yang kaya akan khas budaya yang berasal dari beragam adat istiadat dan suku bangsa, sehingga dapat melahirkan berbagai macam seni salah satunya adalah seni kerajinan. Kerajinan adalah hasil budaya Indonesia yang telah ada sejak zaman nenek moyang. Pada awalnya kerajinan timbul dari dorongan manusia itu sendiri dengan membuat alat- alat kebutuhan sehari-hari seperti kerajinan anyam.
Kerajinan anyam adalah hasil kegiatan membuat suatu barang dengan cara menganyam bahan-bahan tertentu disertai ketekunan, ketelitian dan kecakapan yang mempunyai nilai-nilai keindahan. Sampai saat ini,kerajinan anyam merupakan salah satu bentuk kerajinan yang terus dihasilkan oleh sebagian masyarakat Indonesia dengan ciri khas bentuk dan ornamen beragam dengan menggunakan bahan yang tersedia di alam, baik bambu, pandan, rotan dan mendong. Produk kerajinan anyam dalam kehidupan manusia, selain sebagai pemenuhan kebutuhan fungsional dalam arti fisik, tetapi kehadirannya juga dalam memenuhi kebutuhan estetik. Oleh karenanya jenis barang yang diproduksi menjadi sangat bervariasi, mulai dari perlengkapan kebutuhan rumah tangga yang bersifat tradisional sampai produk-produk aksesoris interior, maupun cendera mata (Syamsudin, n.d).
Teknik menganyam dikenal hampir di seluruh daerah di Indonesia, benda anyaman digunakan sebagai peralatan sehari-hari pada masyarakat pedesaan. Dengan variasi bentuk dan motif yang berbeda-beda setiap daerahnya. Salah satu daerah yang terkenal di NTT sebagai daerah pengrajin anyaman tikar adalah Kabupaten Manggarai Barat khususnya Kecamatan Mbeliling, Desa Rekas. Kabupaten Manggarai Barat memang terkenal sebagai daerah pariwisata premium. Selain terkenal sebagai daerah pariwisata, Kabupaten Manggarai Barat juga sebagai daerah pengarajin anyam tikar terutama masyarakat di Kecamatan Mbeliling Desa Rekas. Di tangan para pengrajin di Desa Rekas, tanaman pandan berduri diolah menjadi kerajinan seni berupa anyaman tikar atau loce (Bahasa daerah Manggarai Barat).
Dalam bahasa Manggarai, tikar dikenal dengan istilah Loce. Sudah jelas bahwa Loce merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan orang Manggarai. Nahh di Manggarai, dari barat hingga timur Manggarai, loce menjadi sangat akrab
dengan kehidupan masyarakat. Selain fungsi umum tikar/loce yang disebutkan di atas, loce juga memiliki fungsi khusus, misalnya dalam upacara perkawinan orang Manggarai, digunakan sebagai alas duduk ketika menerima tamu keluarga dalam proses masuk minta, dan beberapa yang lainya. Dalam catalog Pameran Etnik 2009 yang berjudul "Tikar, Karya Seni Wanita Manggarai" disebutkan bahwa loce merupakan hasil karya seni yang dibuat oleh perempuan manggarai. Hanya saja tidak diketahui mulai dari kapan karya seni ini mulai dibuat. Namun yang pasti, ketika teknologi sudah ditemukan, orang-orang manggarai semakin bergelut dengan alam untuk terus mencari bahan-bahan yang dapat digunakan untuk menunjuang hidup mereka.