Lihat ke Halaman Asli

Ratna Sari Dewi

Mahasiswi jurusan Ilmu Al Quran dan Tafsir

Karakter Introvert Dalam Pandangan Siroh Nabawiyyah dan Stigmanya di Masyarakat

Diperbarui: 18 Mei 2024   19:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Dokumentasi penelitian Karakter Introvert 

     

Karakter pada diri Nabi Muhammad Shallallahu A'laihi Wassallam

faktor utama Rasulullah diangkat menjadi Nabi dan Rasul :

  • Rasulullah Shallallahu A'laihi Wassallam sebaik baik akhlak yang harus dijadikan teladan karena beliau berakhlak Al -- Quran.

Aisyah pernah ditanya tentang akhlak Nabi. Ia menjawab dengan singkat dan padat, " Akhlaknya adalah Al-Qur'an." Jawaban ini tergolong ungkapan bergaya bahasa mengagumkan, yang singkat, padat, sekaligus mudah dipahami.

Pada kesempatan lain, mereka bertanya kepada Aisyah tentang akhlak Nabi. Ia menjawab, "Akhlak Nabi ter- kandung dalam sepuluh ayat surah al- Mu'minun."

  • Suri teladan yang baik

Pemimpin umat atau pemerintah identik dengan kepala keluarga. Jika kepala keluarga memberi nasihat kepada anak- anaknya agar berakhlak luhur, sementara dirinya masih melakukan dosa-dosa besar, maka nasihat-nasihatnya tidaklah berarti. Akhlak luhur yang diserukan Rasulullah Shallallahu A'laihi Wassallam benar-benar terpantul dari dalam diri beliau.

Inilah yang menjadikan dakwahnya berhasil dan para sahabat mengikuti seluruh tingkah lakunya. Beliau adalah sumber cahaya Islam yang menerangi pekatnya kebodohan dan keangkaramurkaan dari timur hingga barat. Dalam kurun waktu tidak lebih dari seperempat abad, wilayah Islam membentang dari Persia di timur hingga negeri-negeri Maghribi di Afrika.

  • Akhlak, Surga, dan Neraka

Begitu pentingnya akhlak karena akhlak luhur berhubungan erat dengan surga, sebagaimana akhlak tercela selalu menjerumuskan seseorang ke neraka. Rasulullah Shallallahu A'laihi Wassallam bersabda tentang kejujuran dan dusta ;

"Sesungguhnya kejujuran menuntun pada kebajikan dan kebajikan menuntun pada surga. Seseorang selalu berkata jujur sehingga menjadi orang jujur di sisi Allah: sesungguhnya dusta menuntun pada keangkaramurkaan dan keangkaramurkaan menuntun ke neraka. Seseorang selalu berkata dusta sehingga menjadi pendusta di sisi Allah. "(H.R Bukhari dan Muslim)

Nabi Shallallahu A'laihi Wassallam juga bersabda tentang orang munafik ;

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline