Foto: Getty Images/iStockphoto/Zeynurbaba
Tahapan Ketiga : Dakwah Di Luar Kota Makkah
Pada tahun ke sepuluh kenabian, bersama Zaid bin Haritsah, Rasulullah pergi ke kota Tha'if dengan berajalan kaki. Penduduk Tha'if menolak dakwah Nabi SAW dan mengusir beliau. Beliau juga mendapat perlakuan kasar dari penduduk Tha'if sehingga beliau pun kembali ke Makkah dengan perasaan sedih.
Dari kota Tha'if beliau meneruskan perjalanannya hingga disuatu lembah yang bernama lembah Nakhlah dan berdiam diri disana. Allah mengutus kepada Rasulullah SAW segolongan jin. Segerombolan jin tersebut mendengarkan lantunan Al Qur'an yang dibacakan Nabi SAW. Nabi SAW tidak mengetahui adanya segerombolan jin tersebut, tapi Nabi SAW baru mengetahuinya dari perantaraan surah Al Ahqaf : 29-31 dan surah Al Jin :1-2. Berada di bawah pengamanan Al Muth'im bin Adi Nabi SAW dan Zaid bin Haritsah kembali ke Makkah.
*Menawarkan Islam kepada kabilah dan individu
Pada bulan Dzulqa'dah tahun ke sepuluh kenabian, Rasulullah kembali ke Makkah untuk menawarkan Islam kepada kabilah- kabilah dan individu- individu. Penolakan beragam diterima Rasulullah SAW. Ada yang menerima dan ada pula yang menolak beliau.
Pada musim haji tahun ke sebelas kenabian, Dakwah islamiah mendapatkan bibit - bibit unggul yang memperkokoh kaum muslimin. Mereka adalah 6 orang penduduk Yatsrib yang masuk islam pada tahun kesebelas kenabian.
*Peristiwa Isra` dan Mi`raj
*Rincian alur peristiwa Isra` dan Mi`raj
Rasulullah SAW di Isra`kan dengan jasadnya dari Masjidil Haram menuju Baitul Maqdis dengan mengendarai Al-Buraq, ditemani Jibril as lalu shalat bersama para Nabi dan beliau menjadi imam. Kemudian beliau di Mi`rajkan ke langit pertama lalu bertemu Nabi Adam as` Kemudian beliau di Mi`rajkan lagi ke langit kedua dan bertemu Nabi Yahya as dan Nabi Isa as. Lalu beliau di Mi`rajkan lagi ke langit ketiga dan bertemu dengan Nabi Yusuf as. Lalu beliau di Mi`rajkan lagi ke langit keempat dan bertemu Nabi Idris as. Kemudia beliau di Mi`rajkan lagi ke langit kelima dan bertemu Nabi Harun as.
Lalu beliau di Mi`rajkan lagi ke langit keenam dan bertemu Nabi Ibrahim as. Lalu beliau di Mi`rajkan lagi kelangit ketujuh dan bertemu dengan Nabi Ibrahim as. Lalu, setelah itu beliau di Mi`rajkan menuju Allah Ta`ala. Dan dari peristiwa ini turunlah perintah shalat. Pada momen ini, Abu Bakar ash -- Shiddiq membenarkan peristiwa Isra` Mi`raj manakala orang -- orang mendustakannya. Adapun tujuan dari perjalanan ini Allah sebutkan dalam Firman Nya :
Artinya : "Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (Al -- Isra`: 1).
*Bai`at Aqabah Pertama
Pada tahun duabelas kenabian, tepatnya pada musim ibadah haji, Rasulullah SAW bertemu dengan 7 orang yang 5 diantaranya dari suku Khajraj dan 2 diantaranya dari suku Aus. Beliau bertemu di sisi bukit Aqabah di Mina, mereka lalu membai'at beliau. Lalu beliau mengutus Mush'ab bin Umair al Abdari sebagai Duta Pertama di Madinah untuk menyebarkan islam. Mush'ab berhasil membawa kabilah-kabilah di Yatsrib masuk ke dalam islam tepatnya pada tahun ketigabelas kenabian.
*Bai'at Aqabah Kedua (Bai'at Qubra)
Pada tahun ketigabelas kenabian, terjadi pertemuan dimalam hari antara kaum Anshar dengan Rasulullah SAW yang saat itu datang bersama pamannya al-Abbas bin Abdul Muthalib yang ketika itu masih memeluk agama kaumnya, saat itu pamannya hanya ingin memastikan keadaan keponakannya. Dia menjadi pembicara dalam pertemuan itu dan menjelaskan secara gamblang dampak serius yang akan mereka pikul sebagai buah dari persekutuan tersebut.
Setelah penetapan poin-poin bai'at dan setelah penegasan dan kepastian, maka dimulailah akad bai'at dengan cara saling bersalam-salaman. Sebagai imbalan dalam pembai'atan tersebut RAsulullah SAW menjamin surga. 12 orang terpilih sebagai pemimpin dalam pembai'atan itu dan mewakili kaumnya dalam mengemban tanggung jawab. Pada detik-detik terakhir, setan Azabul Aqabah menyingkapnya dan kabar pembai'atan tersebut sampai ke telinga kaum Quraisy sehingga mereka kembali ke barak-barak mereka dan tidak jadi berpencar. Akibatnya, terjadi upaya pengejaran dan penangkapan terhadap peserta bai'at.
Sumber : ar-Rahiq al-Makhtum, Syaikh shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, 1421 H/ 2001 M (edisi revisi)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H