Lihat ke Halaman Asli

Antara Kecantikan & Kebebasan

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata kebebasan perempuan merupakan slogan yang merugikan perempuan itu sendiri. Sekarang ini, sering kali slogan tersebut diterjemahkan pada upaya eksploitasi perempuan, sehingga secara tidak langsung telah merenggut kemuliaan yang dimiliki perempuan dan dibutuhkan oleh masyarakat.

Slogan kebebasan perempuan untuk beremansipasi ternyata telah menjerumuskan perempuan kedalam pangkuan dan objek pemuas hasrat kaum laki-laki.

Slogan berpartisipasi dan berinteraksi dalam segala bidang kehidupan, ternyata melupakan maslahat kaum perempuan bagi dirinya sendiri dan masyarakat. Slogan kebebasan akal, malah mengarah kepada kebebasan nafsu.

Slogan kebebasan perempuan untuk beraktivitas di luar rumah, ternyata melupakan pentingnya pendidikan di dalam rumah, padahal dari madrasah rumah itulah muncul generasi cerdas idaman umat.

Sering kali, seruan kebebasan perempuan lebih mengarah pada penyesatan perempuan dan masyarakat pada umumnya. Terkadang, bentuk kebebasan perempuan dari budaya masyarakat ditampilkan dengan cara berpakaian. Banyak perempuan yang menganggap dirinya modern bila mengenakan pakaian yang mempertontonkan anggota tubuh. Seakan-akan, pakaian itu berkata kepada setiap orang yang memandangnya, “Lihatlah ini… lihatlah ini…”

Kebebasan perempuan yang seperti ini telah membebaskan dan melepaskan perempuan dari akal dan kesuciannya, yang kemudian terjerumus kedalam rekayasa yang keji dan hina. Apapun yang mengatasnamakan kebebasan perempuan seperti di atas, pada akhirnya akan mengarah pada kerusakan dan hilangnya harga diri seorang perempuan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline