YANG DIBENCI DAN DIRINDU DARI NUKLIR
“Saya melakukan kesalahan terbesar dalam hidup ketika saya menandatangani surat kepada Presiden Roosevelt yang merekomendasikan pembuatan bom atom.” (Albert Einstein)
Semakin lama maka kemampuan manusia semakin berkembang, begitu juga dengan perkembangan penelitian mengenai nuklir modern. Dari penelitian yang sifatnya hanya untuk keilmuan hingga mengarahkan penelitian nuklir dalam pergumulan senjata nuklir dan PLTN, semuanya berawal dari ambisi manusia yang tidak berbatas. Sejak pengeboman nuklir di Hiroshima dan Nagasaki pada Agustus 1945 seolah abad nuklir telah dimulai. Lalu apakah nuklir memang dibutuhkan manusia atau hanya sebagai alat pemusnah manusia?
Dari Antoine Henri Becquerel hingga Enrico Fermi
Penelitian tahap awal mengenai nuklir dimulai ketika Antoine Henri Becquerel meneliti adanya fosforensi garam uranium pada tahun 1896. Fosforensi garam uranium tersebut kemudian lebih dikenal sebagai radioaktivitas. Kemudian disusul penelitian oleh Pierre Curie dan Marie Curie pada 1902 yang berhasil mengisolasi logam radioaktif yang disebut radium. Hasil peneltian Pierre Curie dan Marie Curie menunjukkan bahwa material radioaktif menimbulkan gelombang intens, yaitu alfa, beta, dan gamma. Gelombang tersebut mengakibatkan radiasi, bahkan radiasi tersebut mampu menembus material dan mengakibatkan kerusakan. Akibat radiasi tersebut banyak membuat sejumlah peneliti meninggal karena ketidaktahunannya mengenai bahaya radiasi.
Inti atom yang melepaskan partikel alfa (dua proton dan dua neutron) mengakibatkan peluruhan alfa. Pelepasan partikel beta (electron berenergi tinggi) mengakibatkan peluruhan beta. Kemudian peluruhan gamma terjadi akibat radiasi elektromagnetik dengan energy dan frekuensi tinggi. Dari ketiga radiasi yang diakibat pelepasan partikel, radiasi sinar gammalah yang paling membahayakan.
Albert Einstein pun tak ketinggalan menyumbangkan pemikirannya pada tahun 1905 lewat Teori Relativitas Khusus. Einstein mengemukakan bahwa massa bisa dikatakan sebagai bentuk lain energy. Pada 1934 Enrico Fermi pun telah melakukan percobaan mengenai atom. Setelah itu, gilliran trio Jerman Otto Hahn, Lise Meitner, dan Fritz Stassman pada Desember 1938 melakukan percobaan pembelahan nuklir dengan percobaan uranium yang ditembakkan oleh neutron pecah menjadi barium dan krypton, kemudian membebaskan panas dalam jumlah besar. Ernest Rutherford dan Niels Bohr pun melakukan penelitan mengenai pembelahan nuklir. Ernest Rutherford dan Niels Bohr mengemukakan bahwa inti atom itu bermuatan positif dan yang berputar disekelilingnya bermuatan negative yang disebut electron. Jika inti tersebut dipecah maka akan mengakibatkan ledakan besar. Enrico Fermi pun mengemukakan teori bahwa dimungkinkannya rantai reaksi nuklir. Pada 1938 Enrico Fermi mendapatkan hadiah Nobel yang sangat bergengsi karena fisika neutron yang dikemukakannya tersebut.
Einstein pun Merekomendasikan Bom Nuklir
Einstein pun dibuat tidak nyenyak tidur karena menyesal telah berkirim surat pada Presiden Amerika Serikat saat itu, Franklin Delano Roosevelt. Surat tersebut dikirim Einstein pada 2 Agustus 1939 dan membuat peta peperangan dunia semakin destruktif. Einstein dalam suratnya tersebut merekomendasikan dibuatnya bom atom yang mampu meluluhlantakkan apa pun yang dilaluinya. Einstein pun merasa sangat bersalah karena andilnya dalam pembuatan senjata pemusnah massal itu. Sehingga ia pernah berujar pada temannya Linus Pauling yang juga seorang ilmuwan, Einstein mengatakan bahwa “Saya melakukan kesalahan terbesar dalam hidup ketika saya menandatangani surat kepada Presiden Roosevelt yang merekomendasikan pembuatan bom atom.”
Pertimbangan Einstein menulis surat pada saat itu dimungkinkan kekhawatirannya akan didahului Jerman dalam pembuatan nuklir. Einstein tentu paham dengan perkembangan teknologi Jerman sebab pada dasarnya ia adalah orang Jerman, tetapi karena kekerasan Nazi sehingga ia lari dan lebih memilih Amerika Serikat sebagai tempat berlindung. Einstein memperkirakan bahwa sedikit saja program senjata nuklir terlambat maka pihak Jerman akan memenangkan peperangan. Namun, apa mau dikata nasi telah menjadi bubur, sekalipun pihak Sekutu menang pada akhirnya, Einstein tetap menyesal karena banyaknya korban akibat bom atom.
Rekomendasi Einstein tersebut ditindaklanjuti dengan pendirian reactor nuklir pada 2 Desember 1942 di Universitas Chicago. Enrico Fermi menjadi pilar dalam penelitian tersebut, ia menemukan rantai reaksi nuklir. Penelitian rantai reaksi nuklir yang dilakukan Enrico Fermi tersebut menggunakan uranium-235. Pada saat yang hampir bersamaan di Universitas California, Berkeley ditemukan potensi pembelahan inti dengan menggunakan plutonium-239. Sebelumnya pada Agustus 1942 sejumlah fisikawan dan kimiawan seperti Enrico Fermi, J. Robert Oppenheimer, dan Harold Urey melakukan penelitian terkait proyek nuklir yang dikenal sebagai “Manhattan Project”. Kemudian Korps Permesinan dari militer Amerika Serikat mendirikan pabrik plutonium-239 di Hanford, Washington dan pabrik uranium-235 di Oak Ridge, Tennese. Kemudian “Manhattan Project” tersebut direlokasi ke Los Alamos, New Mexico untuk memudahkan kerja dan koordinasi antara kelompok di Universitas Chicago (Leo Szilard, Enrico Fermi, dan Arthur H. Compton) dan kelompok dari Universitas California (John Robert Oppenheimer dan kawan-kawan). Proyek tersebut dipimpin oleh seorang petinggi militer Amerika Serikat saat itu dari Korps Ketentaraan Bagian Permesinan Amerika Serikat dari wilayah Manhattan, yaitu Mayor Jenderal Leslie R. Groves. Pada perkembangannya, “Manhattan Project” itu pun berhasil melakukan misinya.
Kantor Menteri Perang Henry L. Stimson pada 31 Mei 1945 pun mendadak ramai sebab kedatangan 16 orang guna membicarakan penemuan bom atom yang saat itu belum dikenal. Kemudian pada 16 Juli 1945 “A-Bomb” yang merupakan bom atom pertama diujicobakan di Alamogordo, New Mexico atau dikenal sebagai “Trinity Area”. Kemudian pada 6 Agustus 1945 B-29 Superfortress menjatuhkan bom atom “ Little Boy” di Hiroshima, Jepang. Seolah ketagihan dengan kesuksesan “Little Boy” kemudian Amerika Serikat menjatuhkan lagi bom atom “Fat Man” pada 9 Agustus 1945 di Nagasaki, Jepang. Jumlah korban mencapai ratusan ribu orang hanya dalam hitungan detik.
Menuju Perlombaan Nuklir Dunia
Ledakan nuklir dalam sekejap dapat meluluhlantakkan target maupun area di sekitarnya. Hal itu disebabkan jumlah energy dahsyat yang terlepas dalam berbagai bentuk, sekitar 50 – 60% menjadi sebuah ledakan, 30 – 50% berbentuk radiasi panas nuklir, 50% berbentuk radiasi ionisasi, dan sisanya sekitar 5 – 10% berbentuk debu radioaktif. Saat bom nuklir diledakkan, temperature gas meningkat menjadi beberapa juta derajat, kemudian tekanan gas pun ikut naik mencapai 1 juta atmosfer. Kilatan bom yang terjadi diakibatkan adanya radiasi. Tak tanggung-tanggung dalam radius puluhan kilometer kilatan tersebut dapat menyebabkan kebutaan permanen. Radiasi yang bergerak setelah ledakkan bom atom bisa mencapai kecepatan 200.000 km/detik.
Setelah Amerika Serikat berhasil menunjukkan supremasinya dalam bidang pernukliran sdengan peluncuran “Trinity” pada 1945, Uni Soviet (Rusia) pun menyusul ketertinggalannya tersebut dengan pengujian bom nuklir pertamanya pada 29 Agustus 1949 dengan meluncurkan “Joe-1”. Seolah ingin menunjukkan kemampuannya, Inggris pun meluncurkan senjata nuklir pertamanya yang dijuluki sebagai “Hurricane” pada 1952. Prancis mengikuti jejak Inggris dengan meluncurkan senjata nuklir pada 1960. Dari dataran Amerika dan Eropa, kini Asia pun ikut unjuk gigi, dipelopori oleh Republik Rakyat Cina dengan bangga meluncurkan senjata nuklirnya pada 1964. India menjadi negara berikutnya yang ikut meramaikan persenjataan nuklir dengan mengudarakan “Smiling Buddha” pada 1974 dan berlanjut hingga pada 1998 dengan senjata nuklir “Operasi Shakti”.Program nuklir Pakistan yang dicurigai eksis sejak akhir 1970-an membuahkan hasil dengan meluncurkan nuklir pada 1998 yang diujicobakan di Chagai Hills. Kekuatan nuklir Asia semakin disegani dengan percobaan senjata nuklir yang dilakukan Korea Utara pada 9 Oktober 2006. Belum lagi Israel yang menguasai teknologi nuklir dan dicurigai memiliki banyak senjata nuklir pun ikut meramaikan peta dunia dalam pernukliran.
Amerika Serikat dan Rusia hingga tetap “memegang kendali” nuklir karena dengan jumlah senjata yang cukup banyak dan merupakan negara pionir dalam teknologi nuklir. Hal tersebut tentu membuat negara lain segan dengannya. Inggris dan Prancis ikut menambah daftar penguasaan teknologi nuklir dan tentunya menjadikan kedua negara tersebut amat berpengaruh di kawasan Eropa. Di kawasan Asia Timur kehadiran Cina dan Korea Utara tentu mengubah peta kekuatan kawasan Asia Timur pada khususnya dan peta nuklir dunia secara umum. Teknologi nuklir Cina dan Korea Utara tentu terdapat andil Rusia (Uni Soviet) karena hubungan kedekatan mereka hingga kini. Kawasan Asia Timur dibuat ketar-ketir semenjak Korea Utara meluncurkan percobaan nuklirnya pada 9 Oktober 2006 karena hingga kini nuklir Korea Utara masih menjadi teka-teki tersendiri. Perseteruan India dan Pakistan pun semakin seru sebab keduanya telah sama-sama memiliki senjata nuklir sehingga kawasan Asia Selatan sewaktu-waktu bisa luluh lantak jika mereka benar-benar menggunakan nuklirnya untuk saling berperang. Kawasan Asia Barat atau sering disebut Timur Tengah pun bisa porak poranda dengan ancaman nuklir Israel. Peta kekuatan dan suhu di Timur Tengah pun bisa berubah dan memanas jika Iran ikut unjuk gigi. Selama ini program nuklir Iran masih simpang siur antara PLTN atau senjata nuklir. Dengan demikian, perlombaan nuklir benar-benar sudah ada di depan mata, waktu yang akan menunjukkan apakah akan terjadi perang nuklir dunia.
ratino_arkananta@yahoo.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H