Lihat ke Halaman Asli

Ratika Jihan Khairunnisa

Mahasiswi statistika

Metamorfosis Rasa

Diperbarui: 4 Januari 2025   10:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam seuntai hampa maya, resah kukecap luka
Kubangan darah yang menganga
Sesak tubuh yang tergulai layu di sudut waktu
Dalam ranah dengungan, serta teriakan menukik pelik
Desahan lara menyeruak di ujung gema
Getaran bising yang menukik rawa-rawa raga
Melawan sembab memar yang mendengus pelan, perlahan
Kucari tanda tanya yang entah di mana
Tentang rasa yang berseteru dalam kelam malam
Ruang kembali berulang kali kudobrak, dengan sialnya
Menyesal telah kukunci ia begitu rapat
Lukaku kian menganga, hingga perih ubahnya menjadi bisa
Tanda sedang memberikan sedetak koma
Meski terdengar dengusan hawa hampa menyeka
Berdiri masih kupilih enggannya
Bersama bayang-bayang lara, yang membius dalam balutan siksa bernama derita
Sanggahanku masih membara, lantang
Meski maya kurasa, namun nyata rupanya
Metamorfosis sudah menyambah alamku
Retak dan kembali utuh menjadi siklus
Tolong katakan padanya, ubah semua dongengnya
Biarkan maya melintas dan menjejal nyata
Lelah, lara kian memperdaya, usut air mata menyeka
Kusesali, memang demikian semesta memintanya
Jika itu memang tanda tanya yang kucari
Katakan padanya, jangan membaca laraku lagi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline