Lihat ke Halaman Asli

Ratika Jihan Khairunnisa

Mahasiswi statistika

Desah Rindu

Diperbarui: 2 Januari 2025   00:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam ratap syahdu yang sendu
Aku terdiam dalam dekap rindu yang kian membiru
Hangat kasih yang dalam mencekam meluruh
Lebur bersama anai-anai dan hasrat rindu padamu
Dalam sejuta syair malam yang menyita penaku
Namamu terus menggema dalam doa-doa dan sujudku
Dalam basah air mata rindu yang kian merenggutku
Kalbuku terjerat dalam desah rindu mengeja namamu
Yang kini tiada kutahu dimana pemilik nama indah itu
Hari hariku kini membisu bersama bayangmu yang mengabu
Sejuta memori yang dahulu kurajut bersama dirimu
Seakan enggan melepas helai demi helai kisah manis itu
Aku tertunduk, terdiam, menangis, mengingat kala itu
Sebab baru kusadari, namamu telah mengakar, menancap kuat di hatiku
Bahkan buah dan daun hijaunya tiada pernah gugur bersama hembusan angin lalu
Kepadamu aku menaruh rasa, sejuta rasa yang tiada berujung
Kasihku terpaut dan menyerta setiap desah nafas dan temerawang senyummu
Membiru, mengabu, hingga menjadi segumpal rindu
Lalu menyatu dalam bait bait puisi rinduku
Menjadi bintang dalam gelap malamku
Bersama itu aku menanti kembalimu
Ke sisiku dan menjadi sandaran hidupku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline