Lihat ke Halaman Asli

Ratih Purnamasari

TERVERIFIKASI

Tata Kota

Tidak Baper di Dunia Kerja adalah Skill di Atas Rata-rata

Diperbarui: 21 Juli 2022   13:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kondisi baper dan berbagai pengalaman perundungan di tempat kerja nyatanya memang bisa memicu job stress. (Ilustrasi: Pexels/energepic.com)

Suatu hari Ana dimarahi (ditanya agak ketus plus menyimpulkan sepihak) oleh manajer SDM di tempat kerjanya Hanya karena Ana tidak tahu keberadaan supervisornya setelah jam makan siang, dia mendapatkan perlakuan kurang menyenangkan lewat kata-kata dan juga ekspresi wajah yang berhasil membuat Ana tertekan dan kesal dengan supervisornya. 

Kekesalannya beralasan karena ternyata supervisornya ternyata bolos kerja sebelum jam makan siang karena tidak ingin melewatkan salah satu film box office yang sedang tayang waktu itu.

Ada juga kondisi di mana Ana lain yang baru bergabung di perusahaan namun hampir setiap hari harus baper karena kinerjanya yang masih di bawah rata-rata seringkali jadi olok-olokan senior. 

Kondisi ini membuat Ana malas ke kantor dan akhirnya bekerja hanya untuk bertahan mendapatkan gaji bulanan. Gaji didapatkan namun setiap hari juga harus menyiapkan mental menghadapi situasi yang tidak sehat itu.

Pendatang baru di perusahaan tentu pernah mengalami baper di dunia kerja, bahkan di luar kisah Ana tadi pasti masih banyak kondisi tertekan yang dialami pegawai baru di perusahaan atau di kantor-kantor pemerintah. 

Tahun lalu bahkan kejadian miris yang terjadi di tempat kerja sebuah lembaga bergengsi sudah cukup memberikan gambaran jelas betapa dunia kerja tidak semuanya ramah bagi karyawan baru atau perusahaan yang memiliki iklim senioritas. 

Karyawan baru yang tidak mampu dalam waktu singkat beradaptasi, bisa saja menjadi korban perundungan bertahun-tahun karena dianggap sedari awal "mudah dikerjai" oleh senior di divisinya. 

Saya sendiri mungkin termasuk beruntung karena bekerja di konsultan yang kebetulan didominasi pria namun tidak pernah mengalami perundungan atau perbuatan tidak menyenangkan lainnya. 

Sistem hubungan antar karyawan sedari awal memang cenderung kekeluargaan. Baper atau tekanan yang saya alami murni berasal dari beban kerja yang menguras waktu dengan sistem jam kerja yang menurut saya sudah tidak sehat lagi. Hanya saja bukan berarti saya tidak "baper" di tempat kerja. 

Bobot kerja yang sudah masuk kategori kelewatan itu, membuata saya kurang tidur sehingga begitu tiba di kantor dan mendapatkan kondisi kantor yang kotor atau melihat teman seruangan tertawa saja sudah cukup membuat saya tersinggung. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline