Lihat ke Halaman Asli

Ratih Purnamasari

TERVERIFIKASI

Tata Kota

Pesan Sukiman, Penggerak Radio Komunitas Jalin Merapi

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1428454264740851621

[caption id="attachment_408571" align="aligncenter" width="600" caption="Sukiman (kiri) saat menjelaskan tentang Radio Komunitas "][/caption]

Dalam kegiatan kuliah matrikulasi tahun 2012, kami diberi kesempatan mengunjungi satu dusun untuk bertemu pendiri komunitas Jalin Merapi. Radio Komunitas Jalin Merapi, begitu dosen kami menyebutnya. Letaknya dusunnya berada di Desa Sidorejo Kecamatan Kemalang Kabupaten Klaten, dan untuk menuju desa tersebut kami harus melewati jalan-jalan yang menanjak, melewati bukit karena berada di daerah pegunungan.

Begitu memasuki Desa Sidorejo, saya terkesan dengan penataan kampung yang bersih, teratur dan banyaknya papan tunjuk yang mengarahkan jalur evakuasi. Papan penanda jalur evakuasi ini dibuat setelah Merapi meletus tahun 2010, setelah itu mulailah dibuat papan tunjuk arah evakuasi, mengantisipasi sewaktu-waktu terjadi bencana baik itu gunung meletus dan gempa bumi. Walau demikian, masih ada beberapa ruas jalan yang rusak di desa ini.

Letak desa yang berada di perbukitan yang jauh dari pusat kota, membuat warga Kemalang berinisiatif melakukan cara-cara kreatif untuk mengurangi jumlah korban bencana ketika terjadi bencana alam. Sukiman, adalah sosok yang berhasil melakukan banyak perubahan di desa ini. Berkat ide dan kepeduliannya, Sukiman dan warga desa menyusun kegiatan pelatihan mitigasi bencana (sebelum dan setelah) terjadi bencana alam secara swadaya.

Sukiman menuturkan, sebelum menetap di Desa Sidorejo dirinya pernah mengunjungi berbagai daerah di luar Pulau Jawa, pernah juga menetap di daerah Nusa Tenggara Barat. Pengalamannya yang mengunjungi banyak daerah, bertemu dengan masyarakat di sana membuat Sukiman kembali ke Sidorejo dan berinisiatif membangun desa dan pendidikan anak-anak di desanya.

Kegiatan yang pertama kali dilakukan Sukiman adalah membentuk Radio Komunitas yang diberi nama Jalin Merapi. Radio komunitas yang dibentuknya rupanya dijadikan sarana untuk mengabarkan kondisi terkini di dusunnya, seperti apa prasarana yang terbangun serta keadaan sosial masyarakatnya. Melalui informasi terkini, Sukiman ternyata sudah pernah ke Jepang untuk memperkenalkan radio komunitasnya dan peran sertanya dalam mitigasi bencana.

[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Sukiman saat berada di Jepang, menjelaskan tentang fungsi radio komunitas untuk mitigasi bencana (sumber:sidorejotangguh.blogspot.com)"]

Sukiman saat berada di Jepang, menjelaskan tentang fungsi radio komunitas untuk mitigasi bencana (sumber:sidorejotangguh.blogspot.com)

[/caption]

Warga Desa Sidorejo juga membentuk Tim Siaga Desa yang bertanggung jawab pada ancaman lingkungan. Tim Siaga Desa terdiri dari 26 anggota terbagi dalam 4 bidang, yakni bidang budaya, lingkungan, UKM, dan teknologi. Menurut Sukiman, untuk mencegah perusakan hutan oleh warganya sendiri, Sukiman dan Tim Siaga Desa memberikan pelatihan khusus memelihara lingkungan. Pendekatan yang dilakukan Tim Siaga Desa berangkat dari kearifan lokal yang sudah terbangun di Desa Sidorejo.

Kearifan lokal yang dilakukan untuk menjaga Merapi mereka sebut dengan istilah “Harimau Merapi”. Pada hari tertentu mereka membawa makanan ke Merapi, dengan makna filosofi yang dalam, bahwa Merapi adalah sahabat warga.

Makanan ini sebenarnya akan dimakan oleh kera-kera di Merapi. Kelihatannya sederhana dan dikira “musyrik” padahal tujuan warga mengirim makanan adalah agar kera-kera ini tidak merusak perkebunan warga juga bisa memberi isyarat jika ada bahaya di Merapi, sehingga warga bisa secepatnya melakukan evakuasi.

Kegiatan lain yang juga menarik selain komunitas Jalin Merapi adalah kegiatan swadaya warga desa. Menurut Sukiman, di desanya menerapkan prinsip Ekonomi Pancasila, dengan cara mengutamakan kegiatan gotong-royong membantu warga desa. Kegiatan yang dilakukannya seperti menyiapkan dana sembako menyambut hari raya keagamaan.

Untuk mengurus dana tersebut dibentuklah kepanitiaan, dana dikumpulkan setiap minggu sebesar Rp.100,- lalu dana ini akan dibelikan sapi, jadi sebelum hari raya, masyarakat sudah mendapat jatah daging sapi. Mereka melakukan kegiatan ekonomi “Dana Hari Raya” agar semua orang di desanya dapat menikmati kebahagiaan bersama di hari lebaran, untuk mengurangi kesenjangan sosial yang mencolok di desanya.

Sukiman bersama warga juga terlatih untuk pengelolaan anggaran dan dana desa dan mereka cukup kritis dengan proyek pembangunan di Desa Sidorejo. Sukiman bercerita jika banyak bentuk penyelewengan dana desa yang dilakukan kontraktor, dan aparat desa. Dirinya berusaha mencegah korupsi dengan mengecek nota belanja proyek dan membandingkan dengan harga pasaran, jika tidak sesuai maka nota dikembalikan.

Selama satu jam saya mendengarkan penuturan Sukiman, dan kagum dengan kegiatan yang sudah dilakukannya bersama warga Desa Sidorejo di bidang mitigasi bencana dan penyelamatan lingkungan Merapi. Dari penampilannya yang sangat sederhana dan bekal pendidikan yang tidak tinggi ternyata tidak membatasinya menghasilkan ide cerdas untuk pembangunan desanya.

Akhir pertemuan hari itu dirinya mengatakan petuah yang menggugah saya, bahwa keterbatasan yang membuat dirinya ingin belajar terus di berbagai tempat, dan daerah. Hasil dari perjalanannya ke daerah-daerah inilah yang dicoba diterapkan di desanya dan pelan-pelan mulai menunjukkan hasil. Sebelum berpisah, Sukiman membuat kami tertawa dengan gaya narsisnya yang khas.

“Begini-gini saya juga pernah masuk di TV lo, acaranya Kick Andy, kalian nonton ya...,” tutur Sukiman sambil tertawa santai.

14284546431112414847

***




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline