Gemericik air menemani dengungan kesombongan malam Tarikan nafas membuncah dalam buaian mimpi segumpal kelelahan menyeret diri menikmati malam... Jiwa yang lain terkapar di sudut malam sama, menikmati mimpi yang tak pernah nyata Menanti hidup yang tak pernah berpihak Dirampas kepongahan nafsu, membutakan... Harapan betah menari-nari dalam hidup Menawarkan janji bagaikan racun miskin penawar Tak pernah lelah menjerat yang lengah Tragedi hidup adalah penegasan hukum rimba... Malam menuntun melihat lebih jelas Ketika cahaya mulai menyesatkan Mimpi yang menjadi racun, dan cahaya yang mulai bungkam... Hanya satu tempat kembali untuk jiwa yang tercabik mimpi dan sesatnya cahaya Rabbi Yang Maha Pengasih, Yang menggenggam sebelah tanganmu Kehidupan sesungguhnya akan menyapa esok hari, bersama damai yang ditebar adzan subuh menyudahi mimpi, bersimpuh, bertasbih menyambut rahmat Illahi... *** ilustrasi: indonesianbuddhistsociety.files.wordpress.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H