Pertengahan Juni 2013 saya berkesempatan berkunjung di Kementerian PU, karena mengikuti acara sayembara Green Metropolis Jakarta 2050 yang diselenggarakan oleh Kementerian PU. Sebelum memasuki ruang acara, kami keliling dulu di sekitar gedung Kementerian PU. Bagian belakang kantor ini berhadapan langsung dengan Kampus Al-Azhar, sepanjang jalan banyak berjejer pedagang kaki lima. Jualannya bermacam-macam dari bubur ayam sampai kupat tahu dijual di tempat ini.
Salah satu bangunan yang paling menonjol di kompleks Kementerian PU adalah struktur gedung yang berada di tengah yang diapit dua bangunan di sisi kanan dan sisi kiri. Berdiri kokoh bangunan tinggi menjulang, yang merupakan “green building” Kementerian PU. Bangunan ini memang terlihat berbeda sendiri dibandingkan dua bangunan lain disampingnya.
Saat itu ketika menuju ruang acara kami berhenti di depan lift, kami terkejut karena liftnya tidak bisa digunakan. Tidak lama kemudian tiba-tiba datang panitia acara yang mengarahkan kami agar menggunakan lift lain yang disediakan khusus bagi peserta sayembara. Panitia ini berujar pemisahan lift ini bertujuan agar peserta sayembara dan tamu tidak salah ruangan dan tiba tepat waktu di kegiatan persentasi sayembara Green Metropolis.
Bangunan Green Building PU menerapkan beberapa item pengelolaan energi dan daur ulang air sebagai standar atau kriteria gedung hijau. Green Building PU menerapkan konsep hijau secara lebih luas. Gedung Hijau bukan berarti menaruh elemen hijau dimana-mana.
Lebih jauh, gedung hijau Kementerian PU lebih menekankan pada tataran konsep bangunan atau desain berkelanjutan. Artinya adalah green tidak selamanya berkelanjutan, tapi berkelanjutan pasti mencakup unsur green di dalamnya.
Air di Kementerian PU dan Air di Stasiun Pasar Senen
Contohnya adalah daur ulang air dan pengelolaan energi yang diterapkan di gedung hijau PU. Sebelum kami menghadiri acara sayembara, kami menempuh perjalanan hampir sembilan jam melalui kereta rute Yogyakarta-Jakarta.
Alhasil kami tiba menjelang subuh hari di Stasiun Pasar Senen. Karena mengejar acara yang dijadwalkan jam 08.00 pagi, kami menggunakan fasilitas toilet umum di Stasiun Pasar Senen. Hal pertama yang membuat saya tidak nyaman adalah sebab airnya terasa lengket di badan, tidak segar dan agak berbau.
Saat tiba di kompleks perkantoran Kementerian PU, saya segera mencari toilet lagi untuk cuci muka dan wudhu. Ternyata air di kantor ini jauh berbeda dengan air yang ada di stasiun Pasar Senen. Saya tidak membandingkan antara fasilitas yang terdapat di Kementerian PU dan stasiun Pasar Senen.
Kalau air yang saya gunakan di kantor PU adalah hasil daur ulang bukankah ini pencapaian yang sangat luar biasa untuk pengelolaan energi pada gedung pemerintahan? Yang selama ini sering ditemukan banyak gedung pemerintahan yang paling boros energi, misalnya lampu yang halaman yang dinyalakan hingga 24 jam.
Perkiraannya, kalau gedung kementerian bisa memanfaatkan air daur ulang kualitasnya jauh lebih bersih, mengapa tidak dicoba untuk dikembangkan di tempat publik seperti stasiun Pasar Senen misalnya. Contohnya, Singapura menyediakan air dari keran yang bisa langsung diminum dan tersedia di tempat publiknya.
Selain itu gedung ini juga menyediakan fasilitas jalur jalan khusus bagi tunanetra. Artinya, gedung Kementerian PU berarti terbuka bagi siapa saja yang ingin berkunjung karena selain menjadi gedung pemerintahan, juga menjadi gedung publik. Ini ditandai dengan disediakannya perpustakaan, sehingga siapapun boleh datang ke kantor Kementerian PU.
Persentasi sayembara Green Metropolis berjalan lancar, waktu itu kami mendapat kebanggaan tersendiri karena diminta secara khusus bertemu dengan Bapak Basuki Hadimuljono (Direktur Jenderal Penataan Ruang) untuk berdiskusi lebih banyak lagi terkait konsep kami.
Beliau sangat mengapresiasi karya peserta sayembara, dan menyampaikan banyak masukan agar ide kami lebih fokus dan detail. Akhir pembicaraan kami disarankan menyempatkan melihat perpustakaan PU untuk menambah literatur.
Setelah mengikuti rangkaian acara sayembara, saya penasaran ingin melihat perpustakaan PU. Waktu itu setelah persentasi dihadapan juri sayembara, kami diberi catatan penting untuk perbaikan gagasan dan konsep dalam perencanaan Jakarta 2050.
Saat itu literatur yang kami gunakan dari perpustakaan kampus dianggap kurang. Sementara di sisi lain kami membutuhkan literatur dan paparan yang lebih aplikatif. Saya jadinya lebih banyak mencari ide-ide inovatif melalui majalah kota, seperti Future.
Beruntung karena sayembaranya diadakan di Kementerian PU, saya akhirnya bisa melihat koleksi buku di perpustakaan PU. Hampir semua koleksi bukunya belum pernah saya baca.
Selain buku-buku juga terdapat kumpulan dokumen rencana pengembangan wilayah dan infrastruktur berbagai daerah. Koleksi ini juga menambah literatur saya terkait program Kementerian PU yang ada di daerah-daerah.
Saya membuka salah satu buku kumpulan review hasil sayembara kota, disana saya melihat berbagai macam desain kota dengan ide-ide inovatif. Pada bagian akhir halaman terdapat rangkuman pendapat berbagai kalangan, dari masyarakat, pemerintah hingga wartawan senior seperti Budiarto Shambazy.
Sekilas mungkin terlihat biasa saja, namun bagi saya dengan memasukkan keterlibatan wartawan sebagai masyarakat umum dalam jaring pendapat tentang masalah kota adalah cara efektif untuk mengakrabkan masyarakat pada program dan kegiatan sayembara yang diadakan kementerian PU.
Saat ini semua kalangan memiliki kekhawatiran dan kepedulian yang sama untuk memikirkan masa depan kota yang lebih baik. Pejabat publik di Kementerian PU tentu memahami betul jika persoalan kota membutuhkan aspirasi dan keterlibatan masyarakat serta media.
Semakin banyak wartawan atau media yang mengulas tentang kota, maka masyarakat semakin paham bagaimana arah perencanaan kota mereka ke depannya.
[caption id="attachment_338014" align="aligncenter" width="350" caption="bagian depan ruang perpustakaan Kementerian PU, beberapa poster hasil sayembara terpajang di dinding depan ruangan"][/caption]
Perkaya literatur di Perpustakaan PU
Hasil dari perjalanan panjang mengikuti rangkaian acara sayembara Green Metropolis yang diadakan oleh Kementerian PU memberi banyak pelajaran berharga bagi saya.
Kami tim sayembara dari Yogyakarta merasa sangat berterima kasih karena ide Kementerian PU melaksanakan sayembara Jakarta Green Metropolis memberi kesempatan bagi seluruh mahasiswa seluruh Indonesia untuk ikut berkarya.
Pesan penting dari kegiatan sayembara ini, Jakarta adalah ibukota negara Republik Indonesia. Ide dan gagasan tidak bisa dibatasi hanya persoalan batas-batas wilayah administratif, sehingga Kementerian PU membuka kesempatan sebesar-besarnya bagi warga Indonesia untuk ikut bersama memberi solusi bagi Jakarta melalui sayembara.
[caption id="attachment_338015" align="aligncenter" width="550" caption="Kondisi rawa di Jakarta Utara pasca banjir bulan februari 2013"]
[/caption]
[caption id="attachment_338017" align="aligncenter" width="350" caption="masih di salah satu daerah Jakarta Utara, seorang bapak siap mengantarkan air bersih ke warga."]
[/caption]
Kementerian PU kaya inovasi, itulah yang bisa saya simpulkan dari perjalanan selama setahun mengikuti proses sayembara Jakarta. Inovasi dari berbagai bidang seperti 1) menerapkan secara langsung konsep hijau pada bangunan perkantoran 2) Ruang perpustakaan yang futuristik dan terbuka untuk umum 3) Jaring pendapat dari berbagai kalangan, tidak terbatas pada satu bidang saja 4) memanfaatkan media sosial seperti Twitter secara optimal untuk menginformasikan berbagai proyek yang dilaksanakan di Kementerian PU.
Terobosan Kementerian PU dalam menjaring keterlibatan publik yang lebih besar diharapkan bisa terus ditingkatkan. Saat ini kita menyaksikan jika masalah kota melahirkan banyak komunitas yang bergerak dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak lingkungan. Misalnya komunitas indonesia berkebun dan komunitas pejalan kaki, pesepeda dan aksi lain yang bertujuan mengkrtisi pembangunan kota .
Gedung perpustakaan PU sekiranya bisa menjadi ruang berdikusi bagi semua kalangan atau komunitas untuk memahami lebih banyak lagi persoalan kota. Kedepan kebutuhan terhadap informasi tentang kajian-kajian perencanaan kota sangat dibutuhkan masyarakat, sementara buku-buku mengenai masalah kota masih sangat terbatas jumlahnya di toko buku.
Saya kesulitan menemukan literatur yang lebih spesifik membahas perkembangan kota di toko buku. Beruntung kampus masih menyediakan literatur yang bervariasi, umumnya adalah buku-buku teks berbahasa Inggris.
[caption id="attachment_338019" align="aligncenter" width="467" caption="Berharap masih bisa berkunjung di Perpustakaan PU dan melihat buku-buku lain yang bisa menambah referensi bagi mahasiswa seperti saya atau peneliti lainnya (kumpulan literatur di rumah)."]
[/caption]
Harapan kedepannya adalah gedung perpustakaan PU bisa menjadi percontohan desain dan konsep perpustakaan yang berkelanjutan di Indonesia. Berkelanjutan dalam arti luas misalnya dengan pengembangan sistem informasi seperti Web-Base Public Relation mencakup kebutuhan informasi, kemudahan mengakses materi dan database, dan memberi ruang keterlibatan publik seperti membuka forum diskusi antar komunitas.
Saya sebenarnya membayangkan Kementerian PU bisa meng-up date koleksi buku, jurnal, dan literatur lain secara online, sehingga mahasiswa, komunitas dan masyarakat umum tidak kesulitan mendapatkan buku atau jurnal, majalah yang berkaitan dengan isu-isu kota. Saya merasa hal ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa yang mungkin belum tahu harus mendapatkan buku-buku tema perkotaan karena toko buku umumnya tidak menyediakan banyak koleksi buku tentang perkotaan. Dengan mengakses web resmi perpustakaan Kementerian PU, mahasiswa mendapatkan informasi tentang buku-buku yang tersedia dan bisa berkunjung langsung ke perpustakaannya.
Selain Kementerian PU, jika masyarakat tertarik melihat rencana Jakarta hingga tahun2030 kita bisa mengunjungi galeri Jakarta City Planning di Gedung Dinas Teknis Abdul Muis lantai III Jakarta Pusat. Ada sekitar dua ruangan yang digunakan untuk menyimpan maket masterplan Jakarta 2030 tapi belum mencakup maket Jakarta keseluruhan.
Tempat ini pun bisa menjadi sarana informasi publik yang sangat bermanfaat bagi masyarakat Jakarta. Segala informasi mengenai Jakarta tersedia di JCPG, misalnya rencana kota Jakarta dari masa kemasa dapat ditemukan di tempat ini. Semoga kiprah Kementerian PU dalam bidang infrastruktur, pembangunan dan sosial semakin meluas menjangkau seluruh pelosok tanah air dan terus membangun bersama generasi muda untuk negeri.
[caption id="attachment_338020" align="aligncenter" width="563" caption="Salah satu masterplan JAKARTA 2030"]
[/caption]
[caption id="attachment_338021" align="aligncenter" width="563" caption="Semoga masterplan Jakarta 2030 segera terwujud dan tidak ada lagi wajah Jakarta yang seperti ini"]
[/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H