Lihat ke Halaman Asli

Ratih Purnamasari

TERVERIFIKASI

Tata Kota

Tanpa Macet, Warga Kota Yogya Kreatif di Jalan

Diperbarui: 18 Juni 2015   01:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1410306790310838008

Senyum dan semangat penonton tak henti-hentinya terpancar saat instruktur senam memberi aba-aba gerakan senamnya. Instruktur senam berusaha mengajak penonton lain agar ikut serta dalam gerakan senam tersebut. Satu persatu penonton akhirnya ikut berolahraga raga bersama warga lainnya.

Setiap minggu ke-empat warga kota Yogya bisa berkumpul bersama dengan warga lain untuk menikmati hiburan kesenian di CFD Sudirman. Car free day ini sekaligus dimanfaatkan untuk melakukan creative day. Terhitung ada hingga tujuh penampil pertunjukan seni dan satu teater yang menghibur penontin. Kegiatan Creative Day ini sendiri berlangsung sejak pukul 06.00-10.00.

Suasana kemudian kembali semarak ketika penampil grup dance muncul ke tengah panggung dengan pakaian serba mini. Penonton yang tadinya masih berpencar kini merapat dan membentuk kerumunan di tengah panggung. Seperti terhipnotis dengan kelincahan gerak sang penari, mata lelaki ini terlihat curi-curi pandang namun ditutupi dengan kesan cuek.

[caption id="attachment_358241" align="aligncenter" width="400" caption="Tiga orang dancer ini cukup mampu menarik perhatian pengunjung ke tengah panggun (Dokumen foto Ratih)"][/caption]

Seorang ibu yang berada di depan saya terlihat membujuk anaknya yang masih sekitar berumur 6 tahun. Saya pikir anak ini menginginkan mainan, jadi merajuk ke ibunya. Pelan-pelan sang Ibu menutupi mata anaknya dengan jilbab panjang yang dikenakan sambil membelakangi para penari di jalan. Rupanya Ibu ini berusaha menghalangi pandangan anaknya, agar tidka melihat pertunjukan tari tersebut, karena anak ini belum cukup umur (hehehe).

Setelah penampil dari grup dance menyelesaikan aksi energiknya, sekarang giliran mahasiswa-mahasiswi salah satu perguruan tinggi negeri Yogyakarta yang menampilkan aksi memikatnya. Mereka menggunakan kostum karnaval yang meriah. Pakaian mereka terdiri dari beberapa ornamen yang berciri khas unik asli Indonesia. Mereka berlenggak-lenggok mengikuti dentuman musik yang terdengar sangat kental dengan permainan alat musik khas Indonesia.

[caption id="attachment_358244" align="aligncenter" width="400" caption="Pakaian unik yang dipamerkan mahasiswa Yogya"]

14103069472142857144

[/caption]

Kesempatan berfoto dengan penari tidak saya lewatkan, saya ingin melihat dari dekat kostum yang mereka gunakan. Pakaian mereka memang unik, meriah dan besar. Baik laki-laki maupun perempuan membawa sayap buatan yang diikatkan dibagian belakang tubuh mereka. Peserta karnaval terbukti berhasil menghibur penonton saat itu.

Penampil yang paling heboh, meriah, atraktif dan cukup membuat kami agak tegang adalah saat kemunculan para pemain teater yang membawa kisah tentang perjuangan Indonesia melawan Belanda. Awalnya masih membosankan saat MC acara membacakan narasi kronologi rencana penyerangan tentara Indonesia.

Boom, boom, boom, terdengar suara meriam di ledakkan dan asap berwarna merah menyebur di tengah jalan. Penonton semaki panik saat suara petasan tak henti-hentinya berbunyi sepanjang pertunjukan. Ada yang berlari, menghindar dan suasana saat itu terasa mendebarkan. Sesekali pikiran saya pun ikut membayangkan suasana perang yang saya nonton di film-film.

[caption id="attachment_358245" align="aligncenter" width="400" caption="Ini dia aksi pemain teater jalanan yang berkisah tentang pengusiran tentara Belanda di kota Yogya, sempat membuat penonton heboh karena pertunjukannya terasa begitu nyata (Dokumen Ratih)"]

1410307091548128603

[/caption]
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline