Desa Gemawang merupakan salah satu desa di Kabupaten Semarang yang mayoritas mata pencaharian penduduknya adalah membatik. Desa Gemawang telah memproduksi kain batik dan didistribusikan ke kota-kota besar seperti Kota Semarang dan mendapatkan keuntungan yang sangat fantastis. Namun beberapa kendala yang ditemui di Desa Gemawang adalah piranti atau alat yang digunakan untuk membatik tidak lagi optimal, mulai dari rusak hingga termakan usia. Tim KKN Universitas Diponegoro melakukan pengabdian di Desa Gemawang untuk bisa mengoptimalkan kinerja para warga di sana supaya produksi batik dapat berjalan lebih optimal. Diketuai oleh Dr. Ir. Suzanna Ratih Sari, M.M., M.A., kegiatan ini dilakukan sejak awal tahun 2021 hingga tahun 2023. Tahun 2022 menjadi tahun kedua dari Bu Susi (begitu beliau akrab disapa) melakukan pengabdian di Desa Gemawang.
Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain mengedukasi para pembatik untuk bekerja di lingkungan kerja yang hergonomis untuk dapat meningkatkan kenyamanan dalam membatik. Kegiatan ini dilakukan karena adanya potensi keluhan musculsokeletal disorders (MSDs) pada postur tubuh pekerja batik saat proses pewarnaan batik. Pembatik duduk menghadap kain yang diletakkan pada gawangan yang terbuat dari kayu. Ketinggian kursi dan gawangan pembatik kurang lebih 30 cm. Posisi kerja seperti ini cukup lama, sekitar 8 jam sehari. Kondisi ini menyebabkan pembatik mudah merasa lelah dan keluhan ketidaknyamanan maupun pegal pada tubuh bagian leher, bahu, pinggang, tangan dan lutut. Dimana pada bagian anggota tubuh tersebut geraknya terbatas dan harus menahan pada posisi yang tidak ergonomis dalam waktu yang cukup lama sehingga mengakibatkan keluhan musculsokeletal disorders (MSDs). Oleh karena itu, Tim KKN Undip melakukan redesign fasilitas kerja pada proses pewarnaan batik di UMKM Batik Gemawang dengan pendekatan ergonomi untuk mengurangi keluhan musculsokeletal disorders (MSDs) dan resiko cidera.
Untuk meningkatkan produktivitas, Tim KKN Undip juga memberikan produk prototype yang dapat membantu dan memudahkan warga melakukan aktivitas batik, antara lain canting elektrik, kompor elektrik, hingga lilin untuk membatik. Harapannya setelah dilakukan redesign kursi dan gawangan untuk proses pewarnaan di UMKM Batik Gemawang dapat tercipta tempat kerja yang ergonomis dan nyaman bagi para pekerja untuk mengurangi keluhan musculsokeletal disorders (MSDs) dan meningkatkan produktivitas di UMKM Batik Gemawang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H