Lihat ke Halaman Asli

Pendekatan Tekstual dan Kontekstual: Bagian Tak Kalah Penting dari Analisis Wacana!

Diperbarui: 2 April 2024   04:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebelum masuk pada pembahasan mengenai tekstual dan kontekstual, perlu diketahui terlebih dahulu apa yang dimaksud analisis wacana. Analisis wacana diartikan sebagai kajian yang berfokus pada penelitian maupun analisis bahasa, baik dari pengucapan maupun penulisan yang dilakukan secara ilmiah berdasar bahasa yang dipakai dalam berkomunikasi (Stubbs dalam Silaswati, 2019).

Analisis wacana terdiri atas pendekatan tekstual dan kontekstual. Mengapa harus ada dua pendekatan tersebut? Karena dalam sebuah penelitian, pencarian data akan lebih mudah diperoleh melalui pendekatan tekstual dan kontekstual. Sebelum membahas lebih lanjut, Sumarlam (dalam Agustia, dkk., 2022) menyebutkan beberapa aspek yang mendasari adanya kedua pendekatan pada analisis wacana. Wacana tekstual tercakup atas aspek leksikal dan gramatikal sedangkan penafsiran dan analogi tercakup pada wacana kontekstual.

1. Wacana Tekstual

Wacana ini terbentuk atas paragraf-paragraf yang mengutarakan suatu hal secara utuh seiring berjalannya waktu. Wacana tekstual juga dapat tersusun dari kalimat majemuk dengan menerapkan sistem subordinasi, penghilangan, hingga penugasan. Seperti yang dipaparkan di atas, pendekatan tekstual tercakup atas aspek leksikal dan gramatikal.

Aspek leksikal berarti adanya keterkaitan antara makna ganda dengan kata. Aspek leksikal terdiri atas antonimi, sinonimi, repitisi, kolokasi, hiponimi, serta ekuivensi (Sumarlam dalam Agustia, dkk., 2022). Sebaliknya, terdapat aspek gramatikal yang diartikan Suwandi (dalam Agustia, dkk., 2022) sebagai penurunan tata makna dari fungsi leksem pada kalimat. Dalam arti lain, gramatikal memerlukan unsur kebahasaan dalam mengasosiasikan teks agar teks lainnya juga dapat dipahami. Aspek gramatikal terdiri atas pengacuan, penyulihan, pelepasan, serta perangkaian.

2. Wacana Kontekstual

Wacana kontekstual diartikan Sumarlam (dalam Agustia, dkk., 2022) sebagai unsur internal dan eksternal yang melingkupi wacana. Wacana ini dibagi atas dua jenis, yakni linguistik dan ekstralinguistik. Terdapat beberapa prinsip penafsiran pula yang tercakup dalam wacana kontekstual, meliputi personal, lokasional, temporal, anlogi, serta inferensi.

Referensi:

Agustia, I., Muhyi, D. M. Z., & Fauziyyah, D. F. (2022). Analisis Wacana Tekstual Dan Kontekstual Naskah Drama Berjudul Sarapan Terakhir Karya Andrian Eka Saputra. Didaktik: Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang, 8(2), 1718-1730.

Silaswati, D. (2019). Analisis wacana kritis dalam pengkajian wacana. METAMORFOSIS: Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya, 12(1), 1-10.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline