Lihat ke Halaman Asli

Kututup 2013 dengan Hamdalah

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mentari tenggelam disudut waktu,

Mengantarkan setiap bait nada dalam perbatasan,

Antara aku dan kamu,

Meronah terukir nada rindu,

Belajar mengukir nestapa menjadi rangkaian bunga,

Mengukir waktu diatas langit langit sendu,

Melukis pekatnya hati berwarna hitam,

Kini mulai memutih bersama tarian embun pagi,

Terimakasih luka,

Karenamu aku mengerti apa arti bahagia,

Terimakasih airmata,

Karena mu aku mengerti arti tersenyum,

Terimakasih gundah gulana,

Karena mu aku mengerti arti sebuah pengiklasan,

Terimakasih nestapa,

Karena mu aku mengerti arti kejujuran,

Terimakasih penghianatan,
karena mu aku mengerti arti kesetiaan,

Terimakasih pedih,

Karena mu aku mengerti arti sebuah ketulusan,

Dan untuk mu 2013,

Terimakasih telah membantu aku berdiri,

Terimakasih telah bersedia jadi teman baikku selama ini,

Mendengarkan segala rasa hatiku,

Terimakasih karna tak pernah lelah menungguku,

Menungguku untuk bangkit berdiri,

Terimakasih atas waktu yang berganti

Dari waktu ke waktu,

Aku semakin kuat berdiri dan menatap wajah dunia,

Aku memulai semua dengan kata Bismillah,

Selalu ada jalan Tuhan, disetiap kesulitan

Selalu ada bantuan Tuhan, setiap kita berlindung,

Selalu ada hikmah, disetiap masalah

Dan selalu ada jawaban dari setiap doa,

Terimakasih yaa Rabb,

Kututup 2013 dengan hamdalah,

Kumulai 2014, dengan Bismillaaah….

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline