Lihat ke Halaman Asli

Ratih Poetry

Mompreneur

Sekerat Ingatan Kisah Kita

Diperbarui: 28 Oktober 2024   08:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Masih hangat amarahmu kurasa
Menampar habis rasa yang tersisa
Membungkam susunan kata
Tercekat perih di tenggorokan

Tak peduli segala kisah awalnya
Terus menggilas tanya tentang setia
Kala kisah lain kian menyapa mesra
Saat jiwa terbunuh sepi menyayat
Dalam pernikahan yang sunyi
Lonely marriage

Sorot mata penuh curiga terus
mengejar aku untuk mengakui kesalahan
yang jelas tak akan kuingkari di depanmu
Karena makin nyata tiada pedulimu
Pada perih yang telah membeku
Diantara janji dan segala pengertianmu sendiri

Baiklah
Aku akan pergi dari hidupmu selamanya
Biarlah
Segala dosa dan salah kutanggung sendiri
Pahamilah
Tiada pernah aku membuang pun meninggalkanmu

Sadarilah
Aku pergi semata sadar posisi diri yang telah jadi hina di matamu

Karena kata maafku sinis kau pandang
Telah percuma dihunus pedang kecewamu
Untuk terakhir kalinya aku minta maaf
Hingga akhir hayatku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline